Cari Blog Ini

Rabu, 18 November 2015

Kesenjangan Antara Realitas dan Kebutuhan Penggunaan Statistika dalam penyusunan Skripsi dengan metode Percobaan



PENDAHULUAN

Latar Belakang


Di Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat karya ilmiah berupa skripsi adalah salah satu prasyarat bagi mahasiswa tingkat akhir strata satu untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Skripsi umumnya ditulis berdasarkan suatu penelitian, hasil magang, atau praktik kerja lapangan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah (BAPSI & BAAK, 2003).
Dalam penelitian untuk materi skripsi, mahasiswa mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah dipelajari selama menempuh kuliah dan praktika beberapa mata kuliah. Di antara mata kuliah yang diperoleh dan diterapkan dalam proses penyusunan skripsi terdapat satu atau lebih mata kuliah statistika. Pengetahuan tentang statisitika yang pernah dipelajari dan metode penelitian atau kajian untuk penelitian merupakan bekal yang berharga dalam penyusunan skripsi.
Program studi Ilmu Tanah, Hortikultura, Agronomi, Arsitektur Lansekap, Pemuliaan Tanaman, Teknologi Manajemen Aquakultur, Teknologi Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Manajemen Hutan, Budidaya Hutan, Geofisika dan Meteorologi, Biologi, Biokimia adalah program studi yang memperoleh mata kuliah perancangan percobaan. Skripsi-skripsi mahasiswa IPB dari tahun  2000-2006 berjumlah kurang lebih 16329. Tiap tahun jumlah skripsi yang terdaftar kurang lebih sekitar 2300 buah skripsi. Skripsi yang menggunakan metode  percobaan  contoh kurang lebih 800 buah tiap tahunnya (Sumber : perpustakaan LSI IPB).
Karena jumlah skripsi yang menggunakan metode percobaan contoh yang telah dibuat oleh mahasiswa IPB dari tahun 2000-2006 cukup besar jumlahnya, peneliti menduga adanya skripsi yang mengandung beberapa cacat dalam penerapan aspek-aspek statistika yang terdapat dalam bab-bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan. Kekeliruan menerapkan ilmu statistika dalam penelitian percobaan contoh dapat menimbulkan terjadinya misuse atau abuse yang berakibat hasil penelitian yang dilaksanakan tidak menggambarkan hal yang sebenarnya dan kesimpulan yang diperoleh diragukan keabsahannya.
Terjadinya kekeliruan dalam penerapan  ilmu statistika dalam penelitian dengan metode
percobaan contoh disebabkan oleh adanya kesenjangan antara kebutuhan teknik-teknik statistika di dalam penyusunan skripsi atau penelitian percobaan contoh dengan apa yang diperoleh pada waktu perkuliahan.
Aspek-aspek statistika yang terdapat dalam bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam penerapan statistika pada proses penyusunan karya ilmiah  dengan metode percobaan contoh. Dari aspek-aspek tersebut juga dapat diidentifikasi terjadinya misuse atau abuse. Content analysis dapat digunakan untuk menilai aspek-aspek tersebut yang bersifat saling berkaitan satu sama lain.

Tujuan Kajian


Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) antara bahan pembelajaran statistika dengan kebutuhan dalam penyusunan skripsi metode percobaan contoh mahasiswa Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan Biologi dengan melakukan content analysis terhadap aspek statistika yang tercantum pada bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan pada skripsi yang dikaji.
Hasil yang diperoleh dari kajian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat membantu pihak institusi dalam mengambil kebijakan sistem pendidikan. Temuan-temuan menyimpang yang ditemukan dapat diperhatikan oleh mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan metode percobaan contoh dan lulusan program studi sarjana pada umumnya.

TINJAUAN PUSTAKA


Metode Percobaan Contoh

Metode percobaan contoh merupakan salah satu metode pengumpulan data. Pada  metode ini data yang diperlukan tidak tersedia, oleh karena itu harus dibangkitkan  melalui intervensi dengan diberikannya sejumlah   perlakuan terhadap satuan percobaan.
Metode percobaan contoh bekerja dengan sejumlah satuan percobaan dari bentuk dan atau ukuran tertentu. Contoh  kongkrit berukuran satuan percobaan ini dipandang berasal dari universum banyak sekali satuan- satuan percobaan dengan kondisi-kondisi seperti dimiliki oleh satuan percobaan yang digunakan untuk percobaan. Jadi,  dalam metode percobaan contoh universum satuan percobaan   adalah   abstrak;   bersifat artifisial,

PENDAHULUAN


Latar Belakang


Di Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat karya ilmiah berupa skripsi adalah salah satu prasyarat bagi mahasiswa tingkat akhir strata satu untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Skripsi umumnya ditulis berdasarkan suatu penelitian, hasil magang, atau praktik kerja lapangan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah (BAPSI & BAAK, 2003).
Dalam penelitian untuk materi skripsi, mahasiswa mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah dipelajari selama menempuh kuliah dan praktika beberapa mata kuliah. Di antara mata kuliah yang diperoleh dan diterapkan dalam proses penyusunan skripsi terdapat satu atau lebih mata kuliah statistika. Pengetahuan tentang statisitika yang pernah dipelajari dan metode penelitian atau kajian untuk penelitian merupakan bekal yang berharga dalam penyusunan skripsi.
Program studi Ilmu Tanah, Hortikultura, Agronomi, Arsitektur Lansekap, Pemuliaan Tanaman, Teknologi Manajemen Aquakultur, Teknologi Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Manajemen Hutan, Budidaya Hutan, Geofisika dan Meteorologi, Biologi, Biokimia adalah program studi yang memperoleh mata kuliah perancangan percobaan. Skripsi-skripsi mahasiswa IPB dari tahun  2000-2006 berjumlah kurang lebih 16329. Tiap tahun jumlah skripsi yang terdaftar kurang lebih sekitar 2300 buah skripsi. Skripsi yang menggunakan metode  percobaan  contoh kurang lebih 800 buah tiap tahunnya (Sumber : perpustakaan LSI IPB).
Karena jumlah skripsi yang menggunakan metode percobaan contoh yang telah dibuat oleh mahasiswa IPB dari tahun 2000-2006 cukup besar jumlahnya, peneliti menduga adanya skripsi yang mengandung beberapa cacat dalam penerapan aspek-aspek statistika yang terdapat dalam bab-bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan. Kekeliruan menerapkan ilmu statistika dalam penelitian percobaan contoh dapat menimbulkan terjadinya misuse atau abuse yang berakibat hasil penelitian yang dilaksanakan tidak menggambarkan hal yang sebenarnya dan kesimpulan yang diperoleh diragukan keabsahannya.
Terjadinya kekeliruan dalam penerapan  ilmu statistika dalam penelitian dengan metode

percobaan contoh disebabkan oleh adanya kesenjangan antara kebutuhan teknik-teknik statistika di dalam penyusunan skripsi atau penelitian percobaan contoh dengan apa yang diperoleh pada waktu perkuliahan.
Aspek-aspek statistika yang terdapat dalam bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam penerapan statistika pada proses penyusunan karya ilmiah  dengan metode percobaan contoh. Dari aspek-aspek tersebut juga dapat diidentifikasi terjadinya misuse atau abuse. Content analysis dapat digunakan untuk menilai aspek-aspek tersebut yang bersifat saling berkaitan satu sama lain.

Tujuan Kajian


Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) antara bahan pembelajaran statistika dengan kebutuhan dalam penyusunan skripsi metode percobaan contoh mahasiswa Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan Biologi dengan melakukan content analysis terhadap aspek statistika yang tercantum pada bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan pada skripsi yang dikaji.
Hasil yang diperoleh dari kajian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat membantu pihak institusi dalam mengambil kebijakan sistem pendidikan. Temuan-temuan menyimpang yang ditemukan dapat diperhatikan oleh mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan metode percobaan contoh dan lulusan program studi sarjana pada umumnya.

TINJAUAN PUSTAKA


Metode Percobaan Contoh

Metode percobaan contoh merupakan salah satu metode pengumpulan data. Pada  metode ini data yang diperlukan tidak tersedia, oleh karena itu harus dibangkitkan  melalui intervensi dengan diberikannya sejumlah   perlakuan terhadap satuan percobaan.
Metode percobaan contoh bekerja dengan sejumlah satuan percobaan dari bentuk dan atau ukuran tertentu. Contoh  kongkrit berukuran satuan percobaan ini dipandang berasal dari universum banyak sekali satuan- satuan percobaan dengan kondisi-kondisi seperti dimiliki oleh satuan percobaan yang digunakan untuk percobaan. Jadi,  dalam metode percobaan contoh universum satuan percobaan   adalah   abstrak;   bersifat artifisial.
yaitu dikhayalkan ada dengan kondisi-kondisi seperti kondisi-kondisi yang dimiliki oleh contoh satuan percobaan. Contoh yang digunakan dalam sembarang percobaan contoh ialah suatu contoh sengaja bukan contoh acak.
Adanya   sejumlah     perlakuan bukan hanya merupakan syarat mutlak untuk metode percobaan contoh tetapi sekaligus merupakan suaktu kekhasan yang membedakannya terhadap dua metode pengumpulan data lainnya: metode survei contoh peluang dan metode kajian observasional.
Suatu rancangan percobaan  akan bersangkut paut dengan beberapa hal antara  lain (Musa dan Nasoetion, 2007):
p   pKeomnesceahan   masalah   :   faktor-faktor      dari     perlakuan yang   ingin dipelajari pengaruhnya.
Karakteristik dari sejumlah objek yang akan digunakan sebagai bahan percobaan
ntuaPnenpeeubah respon yang relevan
ntuaPnene   satuan                      pengamatan      atau evaluasi        dari peubah     respons yang digunakan
osedPurr percobaan an  Pteekmniiklihanalisis  statistika  yang sesuai dengan peubah respons yang diamati dan tujuan pemecahan masalah.
Suatu rancangan pengumpulan data dengan metode percobaan contoh terdiri atas dua atau 3 komponen sebagai berikut :
1an. caRngan  perlakuan
2.     Rancangan pengendalian keheterogenan satuan percobaan
3.     Rancangan pengamatan respons

Masalah Penelitian


Menemukan masalah menarik yang belum atau belum tuntas terpecahkan, penting serta dapat dipecahkan merupakan langkah paling awal dan kunci penting dalam proses penelitian ilmiah. Menurut (Ostle dalam Musa, 2007) ada empat hal yang harus diperhatikan dalam usaha menemukan dan merumuskan masalah, yaitu :
1. Pengenalan masalah (dari kenyataan, gejala dan sebagainya) yang akan diteliti
2u.anT-temuan terdahulu yang dapat dipertimbangkan            dalam  menjelaskan masalah atau dijadikan sebagai bahan bandingan3nsepKoatau  teori-teori  yang  mungkin dapat digunakan dalam menjelaskan pilihan pemecahan masalah 4ar.iaPneny    masalah ke dalam pernyataan-pernyataan operasional yang Dapat diperiksa atau diuji secara statistika.
Suatu masalah mungkin dapat disarikan ke dalam model sistem atau model sistematis yang menggambarkan hubungan antarpeubah penelitian. Peubah-peubah penelitian  terdiri atas dua gugus peubah-peubah, yaitu peubah- peubah     dan   . Kish (1987) menamakan peubah-peubah   dan    sebagai   peubah- peubah dari kelas yaitu peubah-peubah penelitian, ‘experimental’, ‘explanatory’ dan sebagainya yang diminati untuk dikaji.
Penentuan apa yang dikehendaki sebagai peubah-peubah        yang  ingin dipelajari dalam kondisi alami dan apa yang dipilih sebagai peubah dalam hubungan tidak boleh
dilakukan serampangan. Peubah dan peubah- peubah dikehendaki harus memenuhi syarat untuk dapat dikatakan memiliki “hubungan” dan hubungan yang dimaksud adalah dalam bentuk suatu “fungsi”.
Dalam rumusan masalah terdapat cara bagaimana mengidentifikasi  atribut-atribut suatu peubah penelitian yaitu melalui pengamatan terhadap satuan pengamatan dari objek penelitian. Rumusan masalah juga mengarahkan penyusunan suatu rancangan perlakuan (dan mungkin juga rancangan pengamatan respons-respons).
Dalam membuat rancangan kajian yang  baik dibutuhkan pengetahuan yang memadai mengenai teknik-teknik statistis dalam analisis data yang harus relevan terhadap rumusan masalah, pernyataan masalah, pernyataan hipotesis (jika ada), rancangan perlakuan dan tujuan yang yang ingin dicapai dari penyelenggaraan suatu dengan kata lain semuanya dalam suatu kesenyawaan (Musa, 2007).

Rancangan Perlakuan


Perlakuan ialah suatu tindakan, metode, prosedur, bahan, dsbnya yang diberikan kepada satu atau beberapa satuan percobaan. Sedang- kan suatu faktor dari perlakuan ialah suatu peubah penggubah (modifier variable). Tetapi, ini adalah suatu “pengertian sempit” mengenai istilah perlakuan. Dalam “pengertian diperluas” istilah perlakuan mencakup pengertian “perlakuan intervensi” dan “perlakuan ciri”.
Kedudukan        rancangan     perlakuan sederhana atau komposit (kombinasi) dalam rancangan percobaan strategis sekali. Rancangan   perlakuan   menjabarkan  rumusan
masalah, pernyataan masalah (dan jika ada pernyataan hipotesis) dan tujuan percobaan.
Rancangan   perlakuan   menstrukturkan data dan mengarahkan analisis untuk suatu peubah respons (Musa, 2007).
Rancangan perlakuan dalam metode percobaan berhubungan dengan penstrukturan hubungan taraf-taraf antarfaktor-faktor dari perlakuan      dalam pembangkitan respons- respons   dari bahan percobaan (Musa dan Nasoetion, 2007).
Suatu faktor (peubah) perlakuan dirancang terdiri atas sejumlah nilai-nilai yang dicobakan, yang disebut sebagai taraf-taraf (levels) faktor perlakuan. Taraf-taraf suatu faktor ditetapkan atau diketahui dalam tahap penyusunan rancangan perlakuan. Jadi, bersifat pre- determined.
Suatu faktor perlakuan yang dimaksud mungkin ialah suatu peubah diskret (kategorik atau cacah) atau suatu peubah kontinu atau sering disebut sebagai faktor bergradien atau faktor regresi. Ditilik dari tipe pengaruhnya, suatu faktor perlakuan mungkin dipandang sebagai suatu faktor dari corak pengaruh tetap (fixed effect) atau faktor dari corak pengaruh acak (random effect). Taraf-taraf faktor pengaruh acak ditetapkan melalui pengacakan atau berasal dari proses acak.
Rancangan perlakuan dalam suatu percobaan mungkin tersusun dari: satu perlakuan, dua perlakuan, satu faktor, dua faktor atau lebih. Untuk percobaan dua faktor atau lebih, perlakuan berupa perlakuan- perlakuan komposit (kombinasi).
Perlakuan komposit yang dipilih didasarkan pada hubungan taraf-taraf antarfaktor. Untuk hubungan taraf-taraf antarsembarang dua faktor ada dua macam hubungan yang mungkin, yaitu dalam klasifikasi silang atau dalam klasifikasi tersarang (nested/hierarchical classification). Sedangkan untuk hubungan taraf-taraf antarsembarang tiga faktor atau lebih ada tiga macam hubungan yang mungkin, yaitu semuanya dalam klasifikasi silang, semuanya dalam klasifikasi tersarang/berjenjang atau dalam klasifikasi campuran.
Taksonomi rancangan-rancangan perlakuan dapat dibedakan menjadi tiga (Musa, 2007) antara lain :
orakC-corak pengaruh dari faktor-faktor penyusun  rancangan         perlakuan,  yang akan mengindikasikan model bagi suatu rancangan               perlakuan,        yaitu    apakah sebagai suatu Model I (model pengaruh- pengaruh            tetap),  Model  II         (model pengaruh-pengaruh acak), ataukah  Model
III (model pengaruh-pengaruh campuran) dari Eisenhart.
·       Klasifikasi  hubungan-hubungan         taraf- taraf antar-f-faktor penyusun rancangan perlakuan komposit, yang akan meng- indikasikan               apakah suatu    rancangan perlakuan termasuk ke dalam suatu rancangan dari   klasifikasi tersarang, silang ataukah campuran.
·       Rancangan-rancangan khusus dari suatu rancangan  perlakuan  berklasifikasi silang. Rancangan ini biasa dikenal sebagai rancangan faktorial dengan atau tanpa satu atau lebih perlakuan tambahan, misalnya: faktorial lengkap, faktorial taklengkap, faktorial pecahan dan rancangan permukaan respons.
Pengenalan kedua butir disebutkan pertama penting diketahui karena dalam tahap penyusunan rancangan kajian dapat diperiksa aspek keterdugaan atau keterujian statistis komponen-komponen model rancangan pengumpulan data. Yaitu, melalui penjabaran nilai harapan kuadrat tengah sumber keragaman.
Rancangan permukaan respons adalah rancangan perlakuan dengan faktor-faktor bergradien (numerik) yang dikhususkan untuk menduga respons dari bentuk umum tertentu (Khuri dan Cornel, 1987). Rancangan ini biasanya dimaksudkan untuk mencari  perlakuan kombinasi yang menghasilkan respons optimum, atau untuk memilih optimasi yang dikehendaki dari kontur-kontur respons tertentu.
Suatu rancangan perlakuan dalam metode percoban contoh dapat diklasifikasikan seperti berikut:
obPaearnc dengan satu perlakuan
Umumnya dilakukan dalam bidang rekayasa untuk maksud evaluasi atau pemeriksaan ciri dan keseragaman mutu produk. Satuan percobaan yang digunakan seluruhnya berkondisi seragam.
Untuk suatu kajian mungkin diperlukan pengamatan “sebelum” dan “sesudah” diperlakukan, yaitu dalam suatu beda waktu yang cukup memadai. Hal ini dilakukan untuk menilai keefektifan perlakuan menurut waktu.
Rancangan ini disebut juga “the one- group pretest-posttest design” atau sering disebut juga kasus “dua contoh tak bebas” atau pengamatan-pengamatan berpasangan.
obPaearnc dengan dua perlakuan
Satuan percobaan yang terdiri dari 2 grup satuan-satuan percobaan, masing-masing berukuran  objek.  Salah satu grup diberi perlakuan berupa kontrol dan satu lagi diberi perlakuan bukan kontrol. Dalam statistika rancangan ini adalah suatu kasus dari masalah “dua contoh bebas”. Untuk rancangan ini dapat juga diterapkan kajian pengamatan “sebelum” dan “sesudah” untuk menilai keefektifan perlakuan menurut waktu.
obPaearnc dengan rancangan perlakuan satu faktor
Taraf-taraf  :
Kategorik : Nominal, Ordinal
Bukan Kategorik : Diskret, Kontinu Tipe Pengaruh  :
Tetap Model Pengaruh Tetap
ktDuristru ostrTuakktuDr i
Acak Model Pengaruh Acak obPaearnc dengan  rancangan  perlakuan  dua faktor
Hubungan taraf-taraf antardua faktor
Berklasifikasi tersarang
Berklasifikasi silang Tipe pengaruh faktor-faktor
-uaKneyda dari tipe pengaruh tetap (model pengaruh-pengaruh tetap)
-nyKaeddaurai tipe pengaruh acak (model pengaruh-pengaruh acak)
Satu acak dan lainnya tetap (model pengaruh-pengaruh campuran)
obPaearnc dengan  rancangan perlakuan                           tiga faktor
Hubungan taraf-taraf antarfaktor-faktor
-                                                                         Berklasifikasi tersarang
-                                                                         Berklasifikasi silang
-erBklasifikasi campuran Tipe pengaruh faktor-faktor
-odMel pengaruh-pengaruh tetap
-odMel pengaruh-pengaruh acak
-odMel pengaruh-pengaruh campuran

Rancangan Pengendalian Keheterogenan


Satuan percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan. Satuan percobaan yang digunakan dalam percobaan mungkin menyumbangkan keragaman data suatu peubah respons yang disebabkan oleh keheterogenan ciri-ciri atau kondisi-kondisi bahan percobaan. Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini diperlukan sebuah rancangan yang dapat mengendalikan keheterogenan bahan percobaan. Dengan kata lain rancangan pengendalian keheterogenan adalah rancangan yang berkenaan dengan pengendalian      keragaman-keragaman      tak-

dikehendaki  yang  terkandung  dalam         satuan percobaan.
Asas-asas pengendalian keheterogenan antara lain : pengulangan perlakuan, pengalokasian acak perlakuan, pengendalian lokal, keortogonalan, pemautan dan  keefisienan. Tiga asas pertama merupakan asas-asas pokok, sedangkan tiga asas lainnya adalah asas pelengkap.
Federer (1973) mengemukakan tiga kriteria sebagai ciri-ciri dikehendaki dari suatu rancangan pengendalian keheterogenan mengganggu yang baik, yaitu:
1.     Penataan   perlakuan     dalam     suatu rancangan pengumpulan data yang menghasilkan suatu rancangan percobaan yang efisien; asas keortogonalan, pengendalian lokal, keefisienan dan pemautan berhubungan dengan pemenuhan kriteria ini.
2.     Penggolongan bahan percobaan dengan  cara tertentu untuk mendapatkan b kelompok, grup atau lapisan satuan-satuan percobaan; sembarang kelompok, grup atau lapisan tadi dalam beberapa hal penting yang berkaitan dengan respons percobaan yang ingin diamati dapat dipandang sebagai suatu kelompok, grup atau lapisan berkondisi seragam; b kelompok, grup atau lapisan dapat saja berbeda kondisi. Asas keortogonalan, pengendalian lokal, keefisienan dan pemautan berhubungan dengan pemenuhan kriteria ini.
3la.n Kteerahdaidap setiap perlakuan dalam pengalokasian                terhadap     satuan-satuan percobaan;  setiap    satuan                 percobaan dialokasi dengan satu dan hanya satu macam perlakuan. Asas pengulangan dan pengacakan             berhubungan                        dengan pemenuhan kriteria ini.
Rancangan percobaan menurut kelas pengendalian yang dikemukakan oleh Federer (1973) :
1hi.l pNeingendalian keheterogenan :
Rancangan ini mensyaratkan seluruh satuan          percobaan yang tersedia dipandang sebagai satu grup homogen/seragam. Teladan rancangan dari kelas ini ialah rancangan acak lengkap (RAL). Pada rancangan ini dalam mengalokasikan   perlakuan   ke             satuan percobaan dilakukan dengan pengacakan secara lengkap sehingga setiap satuan percobaan  memiliki  peluang  yang  sama
untuk mendapat setiap perlakuan.
2.     Satu-cara pengendalian keheterogenan Pada        rancangan   ini      satuan-satuan
percobaan  tidak  dapat dipandang sebagai.

satu grup homogen tetapi dengan satu  cara dapat dibagi ke dalam b kelompok. Rancangan acak kelompok lengkap  (RAK) dan rancangan acak kelompok tak lengkap (RAKTL) setimbang termasuk dalam kelas ini. Dengan melakukan pengelompokan berarti dalam satu kelompok relatif homogen dan setiap perlakuan diacak secara penuh dalam setiap kelompok. Dan dari pengelompokkan ini diharapkan respon yang muncul pada setiap kelompok hanya diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan.
-3c.arDa upaengendalian keheterogenan
Dalam hal ini satuan-satuan percobaan heterogen dapat dikendalikan dalam dua cara   untuk    mendapatkan       grup satuan percobaan berkondisi seragam. Rancangan bujursangkar latin  (RBSL) dan rancangan segi-empat  latin merupakan salah satu rancangan dalam kelas ini. Sebagai contoh dalam kasus percobaan di daerah perbukitan, pengelompokkan dilakukan berdasar arah kemiringan dan arah mata angin. Syarat dari rancangan ini adalah jumlah pengelompokkan berdasar baris dan  kolom harus sama.
4.     Tiga-cara pengendalian keheterogenan Satuan-satuan percobaan dikendalikan
dalam    tiga    cara    untuk    memperoleh
     grup satuan percobaan homogen. Rancangan latin kubus dan rancangan ujur-sangkar latin magik (RBSLM) merupakan contoh teladan rancangan lingkungan dalam kelas ini.
5.     m-cara pengendalian keheterogenan Teladan   rancangan   yang    termasuk
kelas ini misalnya ialah rancangan bersekat.
Untuk suatu rancangan perlakuan dengan dua atau lebih faktor tidak jarang peneliti berhadapan dengan kendala atau kepentingan untuk menggunakan dua atau lebih besar ukuran satuan percobaan. Misal untuk  mengkaji pengaruh a taraf faktor A diperlukan satuan percobaan berukuran b kali ukuran satuan percobaan yang diperlukan dalam mengkaji pengaruh b faktor B. Faktor  A disebut sebagai “faktor utama”, sedang faktor  B dinamakan “anak faktor” dari faktor A. Satuan percobaan yang digunakan dalam pengalokasian acak a taraf faktor A di- namakan sebagai "petak-utama" dan satuan- satuan percobaan yang dipakai dalam pengalokasian b taraf faktor B disebut sebagai "anak-petak"; sebanyak paling sedikit b   anak- petak terdapat dalam tiap petak utama. Rancangan “petak terpisah atau terbagi” (RPT) dan “rancangan kelompok terbagi” adalah 2 contoh rancangan yang termasuk dalam rancangan pemautan pengaruh faktor utama.
Rancangan petak terpisah tidak berdiri sendiri. Alokasi acak taraf-taraf dari suatu faktor(-faktor) utama dan demikian juga halnya dengan alokasi acak taraf-taraf dari satu atau lebih anak faktor tergantung pada rancangan asosiasi yang dipilih, misalnya RAL, RAKL dan RBSL.
Suatu rancangan pengendalian yang dipilih ialah rancangan pengumpulan data yang efektif dan efisien, yang seharusnya didapat dari pemaduan optimal antara rancangan perlakuan, rancangan lingkungan dan rancangan respons pada kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan suatu percobaan.
Satuan percobaan dan rancangan pengendalian        keheterogenan   satuan percobaan biasanya terdapat pada bab bahan dan metode.

Rancangan Pengamatan Respons


Peubah-peubah respons yang relevan untuk diamati adalah yang mencerminkan pengaruh dari faktor-faktor  dari  perlakuan.  Secara umum terdapat empat jenis pengelompokan skala pengukuran, yaitu skala nominal, ordinal, interval dan rasio.
Rancangan pengamatan respons adalah rancangan yang membicarakan tentang bagaimana menyiasati pengendalian terhadap bias-bias yang terjadi saat penilaian respons- respons percobaan. Pengamatan-pengamatan untuk suatu peubah respons dilakukan terhadap satuan-satuan pengamatan yang pantas, dengan alat ukur atau penilain yang sahih, seksama dan teliti. Kapan atau kapan saja pengamatan untuk suatu peubah dilakukan terhadap masing- masing dari objek-objek penelitian merupakan hal yang perlu dipikirkan oleh peneliti agar penilaian dapat dilakukan secara sah dan terandalkan. Pengamatan untuk suatu peubah respons mungkin dapat diukur sekali saja ‘one shot’ atau dengan pengamatan berulang ‘repeated’ atau pengamatan sebelum dan sesudah perlakuan.
Rancangan pengamatan respons bersama rancangan perlakuan mensugesti analisis model rancangan pengumpulan data.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan melalui 2 tahap      yaitu      analisis      terhadap     model
pengumpulan data dan analisis terhadap model rumusan masalah. Rancangan perlakuan mensugesti analisis data peubah respons percobaan, baik untuk model rancangan pengumpulan data yang digunakan maupun untuk model rumusan masalah.
Analisis terhadap model rancangan pengumpulan data umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik analisis ragam, termasuk untuk model-model dengan kovariat(-kovariat). Ada kalanya sebelum dilakukan analisis formal diperlukan suatu langkah awal yang disebut sebagai “Initial Data Assesment” (IDA). IDA dilakukan berdasarkan keinginan “let data speak themselves”. Teknik analisis ragam umum digunakan untuk analisis terhadap rancangan pengumpulan data yang digunakan untuk suatu peubah respons kontinu atau yang dapat   didekati   sebagaimana   layaknya  suatu peubah kontinu. Dengan teknik analisis ragam keragaman  dalam  data  respons   dianalisis atau diuraikan ke dalam keragaman-keragaman yang dibangkitkan oleh sumber sumber pembangkit keragaman. Sumber sumber keragaman tersebut disarikan dalam bentuk suatu model linear aditif untuk model rancangan pengumpulan data yang digunakan (Musa, 2007).
Analisis terhadap masalah tergantung pada apa “pertanyaannya”, yaitu berkaitan dengan apa pernyataan-pernyataan masalahnya (atau pernyataan-pernyataan hipotesisnya) dan tujuan-tujuan yang hendak diraih dari penyelenggaraan suatu percobaan. Jika pernyataan-pernyataan masalah (atau pernyataan-pernyataan hipotesis) serta tujuan- tujuan dan rancangan perlakuan disusun senyawa (kongruens) maka analisis terhadap masalah dapat dilakukan melalui operasi terhadap  hubungan-hubungan  yang terberikan dari faktor-faktor (berikut taraf-tarafnya) yang digunakan dalam suatu rancangan perlakuan.
Jadi, tahapan-tahapan dalam analisis data suatu percobaan umumnya adalah:
i1t.ialInData      Assestment    (IDA). 2is.is Arnaaglam   (atau   kovarians) model
definitif rancangan pengumpulan data yang digunakan (dinyatakan dalam bentuk suatu model linear aditif).
3ag. nDosia    terhadap    anggapan-anggapan
yang mendasari analisis ragam bagi suatu model linear aditif dan penilaian kegawatan akibat jika ada anggapan yang tidak terpenuhi.
3.     Jika diperlukan adakan verifikasi/remediasi terhadap model, yaitu sehubungan hasil yang didapat dari butir 3 di atas. Model telah diperbaiki perlu didiagnosa lagi.
Terhadap model rumusan masalah, yaitu model dari rancangan perlakuan untuk menjawab hal hal seperti dikemukakan dalam pernyataan- pernyataan masalah/hipotesis. Sembarang pernyataan hipotesis penelitian ditransformasi ke dalam pernyataan hipotesis statistis, yaitu berupa pernyataan pengujian terhadap parameter-parameter model yang dapat diduga dan diuji secara statistika.
Analisis terhadap model rumusan masalah yang dapat digunakan pada percobaan dengan satu faktor perlakuan dengan peubah respons kontinu tersaji pada Tabel 1. Sedangkan  analisis terhadap model rumusan masalah yang digunakan pada percobaan dengan dua faktor perlakuan   dengan  peubah  responskontinu tersaji pada Tabel 2. Analisis yang digunakan jika  peubah  respons         berupa kategorik maka analisis regresi logistik yang tepat untuk digunakan.
Tabel 1. Analisis perlakuan berfaktor satu dengan peubah respons kontinu

Tipe Faktor
Hubungan taraf-taraf
Tipe Pengaruh
Tetap
Acak
Kategorik
Distruktur
Pembandingan linear ortogonal
-

Tak Distruktur
Pembandingan ganda antar- rataan perlakuan
Analisis komponen ragam
Numerik
Distruktur
Analisis Regresi
-

Pembandingan linear ortogonal dapat digunakan untuk menjawab analisis model rumusan masalah jika faktor perlakuan berupa kategorik dan hubungan antartaraf distruktur dan tipe pengaruhnya tetap. Jika taraf-tarafnya tidak distruktur dan tipe pengaruh tetap maka analisis model rumusan masalahnya menggunakan   pembandingan   ganda   antar rataan perlakuan, jika tipe pengaruhnya acak menggunakan analisis komponen ragam.  Faktor berupa numerik atau gradien biasanya distruktur taraf-tarafnya dan bertipe pengaruh tetap oleh karena itu analisis regresi adalah analisis yang tepat digunakan untuk menjawab analisis   terhadap   model   rumusan   masalah.
Tabel 2. Analisis perlakuan berfaktor dua dengan peubah respons kontinu

Tipe Faktor



Campuran

Kategorik
Taraf-taraf distruktur
Penandingan Linear

Analisis komponen ragam

Analisis komponen ragam
Taraf-taraf tak distruktur
Pembandingan antar- rataan perlakuan
Numerik
Analisis regresi 2 faktor
-
-
Campuran
Analisis regresi
-
Analisis komponen ragam

Dari hasil analisis dapat ditarik tafsiran dan simpulan statistis. Tetapi ini bukan hasil akhir. Hasil   akhir   tentunya   ialah   berupa  tafsiran simpulan, atau rekomendasi dari sudut bidang ilmu yang terkait dalam pembahasan masalah.

BAHAN DAN METODE


Bahan


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 skripsi yang terdiri dari 3 skripsi mahasiswa dari program studi Agronomi, 1 skripsi     dari     mahasiswa     program     studi Hortikultura, 2 skripsi mahasiswa dari program studi Proteksi Tanaman, dan 4 skripsi mahasiswa dari program studi Biologi yang lulus pada tahun 2006. Sepuluh skripsi ini diperoleh dari perpustakaan LSI IPB. Daftar sepuluh skripsi yang dikaji beserta judulnya dapat dilihat pada Tabel 3.



Tabel 3. Daftar skripsi yang dikaji

No
Program Studi
Judul Skripsi
1
Proteksi Tanaman
Pengendalian penyakit hawar daun (Helminthosporium turcicum) pada jagung manis dengan bakteri pemacu pertumbuhan tanaman.1
2
Proteksi Tanaman
Uji ketahanan 25 genotipe semangka (Citrullus ianatus (THUNB.) Matsum. & Nakai) terhadap fusarium oxysporum f.sp.niveum.1
3
Biologi
Emisi metana (CH4) dari beberapa varietas padi pada lahan sawah pasang surut.1
4
Biologi
Pertumbuhan krisan pot (Chrysanthemum morifolium Ramat car Sheena yellow) pada berbagai nilai EC (Electrical Conductivity).1
5
Biologi
Aktivitas bakteri pengoksidasi amonium ASR1 dan ASR2 asal tambak udang pada sumber karbon dan salinitas yang berbeda.1
6
Agronomi
Pengaruh konsentrasi dan waktu penyemprotan pupuk daun happy gro terhadap pertumbuhan tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze).2
7
Agronomi
Pengaruh pupuk P dan K terhadap pertumbuhan tanaman Iles-Iles (Amorphophallus Muelleri Blume).2
8
Agronomi
Respon pertumbuhan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap perlakuan pemulsaan dan pupuk daun.2
9
Hortikultura
Pengaruh perlakuan benih dan penyimpanan terhadap mutu benih cabai merah (Capsicum annuum L.) yang terinfeksi Colletotrichum capsici.3
10
Biologi
Serangan cendawan pasca panen dan kontaminasi aflatoksin pada kacang tanah  di grosir dan pengecer di kota Bandung, Bogor dan Jakarta.3

Metode


Tahapan pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
content  analysis  untuk  setiap skripsi.
Content analysis adalah metode yang diterapkan pada penelitian kualitatif untuk menuliskan   materi   analisis   dengan  cara mengidentifikasi karakter khusus dari hal yang diteliti. Tujuan dari content analysis selain mengidentifikasi juga untuk menggambarkan karakter khusus tersebut. (Ary et al. 2002). Content analysis dilakukan dengan mengkaji perumusan masalah, pernyataan masalah, pernyataan hipotesis (jika ada), tujuan, rancangan perlakuan, bahan percobaan, rancangan pengendalian         satuan      percobaan, rancangan respons, dan analisis terhadap pengumpulan data dan terhadap model rumusan masalah. Empat aspek yang pertama dapat ditelusuri melalui isi yang terdapat pada bab pendahuluan. Lima aspek berikutnya dapat ditelusuri melalui isi yang terdapat pada bab bahan dan metode. Untuk analisis terhadap model pengumpulan data dan analisis untuk model rumusan  masalah dapat dinilai dari keterkaitan antara isi bab pendahuluan, bahan dan metode dan hasil dan pembahasan sesuai atau tidak. Aspek- aspek yang diamati dan terdapat pada bab apa aspek yang akan diamati dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Aspek yang diamati

Aspek
Bab
Pendahuluan
Bahan dan Metode
Hasil dan Pembahasan
Rumusan Masalah



Pernyataan Masalah



Pernyataan Hipotesis (jika ada)



Tujuan



Rancangan Perlakuan



Bahan Percobaan



Rancangan Pengendalian    Satuan Percobaan



Rancangan Respons



Peubah Respons



Analisis Model Pengumpulan Data



Analisis Model Rumusan Masalah





2.    Memberikan penilaian pada setiap aspek yang dinilai.
Penilaian yang diberikan untuk tiap aspek yang diamati berupa penilaian ”baik”, “cukup”, dan “kurang”. Untuk tiap aspek berbeda-beda dasar penilaiannya,  tergantung dari kriteria yang menyusun sebuah    aspek.    Sebagai    contoh     suatu rumusan masalah akan diberikan penilaian “baik” jika memenuhi 3 kriteria dan akan diberikan penilaian “cukup” jika hanya memenuhi 2 kriteria saja dan dinilai “kurang” jika hanya memenuhi satu kriteria saja. Dasar penilaian untuk tiap aspek dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Kriteria penilaian untuk setiap aspek yang dinilai
BAB PENDAHULUAN
Baik
Cukup
Kurang
Rumusan Masalah

3 kriteria dipenuhi

2 kriteria dipenuhi
1 kriteria saja yang dipenuhi
-  Merupakan rumusan problem solving (model matematis)
-  Dinyatakan secara umum dan verbal
-  Terdapat hubungan antarpeubah yang akan diteliti
Pernyataan Masalah

3 kriteria dipenuhi

1-2 dari kriteria dipenuhi

tidak memenuhi kriteria
-  Dinyatakan secara jelas dalam bentuk pertanyaan
-  Menyatakan hubungan antara 2 peubah atau lebih
-  Dapat dilakukan pemeriksaan atau pengujian empiris
Pernyataan Hipotesis


2 kriteria dipenuhi


1 kriteria dipenuhi

tidak terdapat pernyataan hipotesis
-  Pernyataan bermakna mengenai hubungan antarpeubah disebutkan
-  Pernyataan dengan implikasi yang jernih yang memungkinkan dapat dilakukan pengujian terhadap hubungan yang dinyatakan
Tujuan


3 kriteria dipenuhi


2 kriteria dipenuhi

tidak memenuhi kriteria
-  Sesuai dengan pernyataan masalah
-  Merupakan pernyataan bagaimana kajian hendak dilaksanakan
-  Dirumuskan terbatas pada faktor-faktor yang akan dipelajari pengaruh dan dampaknya.

BAB BAHAN & METODE
Baik
Cukup
Kurang
Rancangan Perlakuan


5 kriteria dipenuhi


3-4 kriteria dipenuhi

1-2 kriteria yang dipenuhi
-  Menyebutkan berapa faktor yang digunakan
-  Menjelaskan taraf-taraf faktor yang digunakan
-  Terdapat model linier aditif
-  Menjelaskan hubungan antartaraf
-  Menyebutkan ulangan untuk tiap perlakuan
Bahan Percobaan
2 kriteria dipenuhi
1 kriteria dipenuhi
tidak memenuhi kriteria
-  Terdapat ukuran universum/kerangka pemetikan
-  Bentuk/ukuran satuan percobaan dijelaskan
Rancangan  pengendalian  satuan percobaan

2 kriteria dipenuhi

1 kriteria dipenuhi
tidak memenuhi kriteria
-  Menyebutkan pengendalian keragaman satuan percobaan
-  Prosedur alokasi perlakuan ke dalam satuan percobaan dijelaskan
Rancangan Respons
memenuhi kriteria dan analisis yang digunakan tepat

memenuhi kriteria tapi salah dalam analisis

tidak memenuhi kriteria


- Terdapat pengamatan berulang
Peubah Respons

4 kriteria dipenuhi

2-3 kriteria dipenuhi

1 kriteria dipenuhi
-  Peubah respon + definisi operasional dijelaskan
-  Satuan pengamatan dijelaskan
-  Prosedur pengukuran/penilaian dijelaskan
-  Instrumen yang digunakan disebutkan









BAB HASIL & PEMBAHASAN
Baik
Cukup
Kurang
Analisis Model Pengumpulan Data
analisis yang digunakan sesuai dan benar berdasarkan kriteria
analisis yang digunakan kurang sesuai dengan kriteria
analisis yang digunakan tidak sesuai dan salah berdasarkan kriteria
- Hubungan antara isi  dari pendahuluan, tujuan dan bahan & metode mengenai pengumpulan data sejalan
Analisis Model Rumusan Masalah
analisis yang digunakan benar dan baik berdasarkan kriteria
analisis yang digunakan benar tetapi kurang baik berdasarkan kriteria
analisis yang digunakan salah dan keliru berdasarkan kriteria
- Hubungan antara isi dari bab pendahuluan, tujuan dan bahan & metode mengenai hubungan antarpeubah penelitian kongruen

2.     Interpretasi hasil.
Peneliti menginterpretasikan hasil penilaian terhadap aspek-aspek yang dinilai dan mengidentifikasi temuan-temuan penting yang berupa hasil identifikasi terhadap kekeliruan-kekeliruan yang timbul pada skripsi yang dikaji pada saat melakukan content analysis. Peneliti juga memberikan alternatif teknik analisis data yang lebih sesuai untuk menjawab analisis terhadap model rumusan masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mahasiswa program studi Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan Biologi sebelum melaksanakan penelitiannya telah mengikuti mata kuliah Metode Statistika 1. Mahasiswa program studi Agronomi dan Hortikultura memperoleh mata kuliah perancangan percobaan sebagai mata kuliah wajib,    mahasiswa    program    studi   Biologi memperoleh mata kuliah Metode Statistika II dan Perancangan Percobaan sebagai mata kuliah pilihan dan mahasiswa program studi Proteksi Tanaman memperoleh mata kuliah Metode Statistika II sebagai mata kuliah  pilihan dan tidak memperoleh mata kuliah Perancangan Percobaan (BAPSI & BAAK, 2003). Berdasarkan hal tersebut diharapkan sebelum mahasiswa melaksanakan penelitian sudah mempunyai pemahaman mengenai statistika khususnya mengenai perancangan percobaan. Materi untuk tiap mata kuliah dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 1.

Rumusan Masalah


Penilaian terhadap rumusan masalah terdiri dari empat aspek yaitu : aspek rumusan masalah, aspek pernyataan masalah, aspek pernyataan hipotesis, dan aspek tujuan. Hasil penilaian terhadap perumusan masalah dapat dilihat   pada   Tabel   6.   Secara    keseluruhan sebagian besar skripsi yang dikaji memperoleh nilai cukup untuk tiap aspek yang dinilai.

Tabel 6. Hasil penilaian rumusan masalah
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skripsi
Baik
Cukup
Kurang
Rumusan masalah
0
7
3
Pernyataan masalah
0
9
1
Pernyataan hipotesis
3
1
6
Tujuan
4
6
0

Dari hasil penilaian aspek rumusan masalah tidak ada skripsi yang mencantumkan rumusan problem solving dalam bentuk model matematis. Rumusan masalah pada seluruh skripsi yang dikaji sudah menyatakan permasalahan secara umum dan verbal. Terdapat tiga buah skripsi tidak menyatakan hubungan antarpeubah yang akan diteliti pada rumusan masalah yang dibuat.
Sebanyak sembilan skripsi memperoleh penilaian cukup dalam pernyataan masalah yang dibuat karena memenuhi 1-2 kriteria dari pernyataan masalah yang baik. Tidak ada satupun dari sepuluh skripsi yang dikaji memperoleh penilaian baik, karena tidak ada yang menyatakan pernyataan masalahnya secara jelas dalam bentuk pertanyaan. Hanya satu skripsi saja yang tidak memenuhi tiga kriteria pernyataan masalah yang baik, yaitu mahasiswa dari program studi Hortikultura.
Pernyataan hipotesis dalam suatu penelitian tidak diwajibkan ada. Penilaian terhadap pernyataan hipotesis hanya melibatkan empat buah skripsi saja karena hanya empat buah skripsi saja yang mencantumkan pernyataan hipotesis yaitu tiga skripsi dari mahasiswa Agronomi dan satu skripsi dari mahasiswa Hortikultura, sedangkan sisanya tidak mencantumkan pernyataan hipotesis. Empat skripsi yang membuat pernyataan hipotesis ada tiga skripsi yang diberi penilaian baik dalam merumuskan pernyataan hipotesisnya dan satu skripsi yang dinilai cukup dalam merumuskan pernyataan hipotesisnya.
Dari sepuluh skripsi yang dikaji ada empat skripsi yang dinilai baik dalam merumuskan tujuan penelitiannya dan enam buah skripsi dinilai cukup. Secara umum dapat dikatakan sepuluh skripsi yang dikaji dinilai baik dalam merumuskan tujuan penelitian.
Hasil penilaian skripsi-skripsi yang dikaji untuk tiap aspek yang terdapat pada bab pendahuluan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

Rancangan Pengumpulan Data


Penilaian terhadap rancangan pengumpulan data terdiri dari lima aspek antara lain rancangan perlakuan, bahan percobaan, rancangan pengendalian satuan percobaan, rancangan respons, dan peubah respons. Hasil penilaian terhadap tiap aspek yang menyusun rancangan pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil penilaian rancangan pengumpulan data
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skripsi
Baik
Cukup
Kurang
Rancangan Perlakuan
5
2
3
Bahan Percobaan
6
4
0
Rancangan Pengendalian Satuan Percobaan
2
1
7
Rancangan Repons
1
6
3
Peubah Respons
6
3
1

Secara keseluruhan sebagian besar skripsi dinilai baik untuk aspek rancangan perlakuan, bahan percobaan, dan peubah respons. Sedangkan untuk rancangan respons dan rancangan pengendalian n satuan percobaan dinilai cukup dan kurang untuk tiap aspek.
Sepuluh skripsi yang dikaji merupakan penelitian dengan rancangan perlakuan berfaktor. Tidak ada skripsi yang menggunakan rancangan perlakuan satu perlakuan dan dua perlakuan. Sebanyak lima skripsi merupakan percobaan dengan perlakuan berfaktor satu,  tiga buah skripsi merupakan percobaan dengan perlakuan berfaktor dua dan dua buah skripsi merupakan percobaan dengan berfaktor tiga.
Semua skripsi yang dikaji semua faktor perlakuannya merupakan tipe pengaruh tetap. Sehingga modelnya merupakan  model pengaruh tetap. Mengenai hubungan taraf-taraf untuk percobaan dua faktor dan lebih semua skripsi yang dikaji hubungan antartarafnya dalam klasifikasi silang.
Sebanyak lima skripsi dinilai baik dalam membuat rancangan perlakuan karena memenuhi lima kriteria rancangan perlakuan yang baik antara lain menyebutkan faktor- faktor yang dikaji, menjelaskan taraf-taraf faktor, menuliskan model linier aditif, adanya hubungan antartaraf walaupun tidak disebutkan secara eksplisit dan menyebutkan ulangan untuk tiap perlakuan. Skripsi yang memperoleh penilaian baik terhadap aspek rancangan perlakuan antara lain tiga skripsi dari mahasiswa Agronomi, satu skripsi dari mahasiswa Hortikultura dan satu skripsi dari mahasiswa Biologi. Skripsi yang dinilai kurang terhadap   aspek   rancangan   perlakuan    yang digunakan ada tiga buah skripsi, yaitu skripsi no 1, 2 dan 5 yang merupakan dua skripsi mahasiswa Proteksi Tanaman dan satu mahasiswa Biologi. Ketiga skripsi ini hanya menampilkan 1-2 kriteria rancangan perlakuan yang baik.
Skripsi no 1-5 tidak  menjelaskan hubungan antartaraf dalam rancangan perlakuan yang disusun. Peneliti menduga kelima mahasiswa ini belum memahami betul apa yang dimaksud hubungan antartaraf.
Pada skripsi yang dikaji dalam penamaan suatu rancangan percobaan yang digunakan masih ada yang salah, seharusnya nama yang diberikan didasarkan pada rancangan perlakuan yang digunakan dan diikuti rancangan pengendalian bukan didasarkan pada rancangan pengendalian yang digunakan lalu diikuti oleh rancangan perlakuan. Deskripsi mengenai rancangan perlakuan untuk tiap skripsi terdapat pada Lampiran 3.
Secara umum penilaian terhadap aspek bahan percobaan yang digunakan untuk tiap skripsi dinilai baik dan cukup, tidak ada skripsi yang dinilai kurang dalam aspek ini. Sebanyak enam skripsi dinilai baik dalam menjelaskan bahan percobaan yang digunakan dan empat skripsi dinilai cukup. Setiap  skripsi menjelaskan kriteria bentuk/ukuran satuan percobaan yang digunakan, akan tetapi tidak semua skripsi yang dikaji menjelaskan ukuran universum/kerangka pemetikan  yang digunakan pada percobaan yang dilakukan. Skripsi yang dinilai cukup untuk aspek bahan percobaan yaitu skripsi no 1, 2, 4, dan 5. Deskripsi mengenai bahan percobaan yang digunakan pada setiap skripsi terdapat pada Lampiran 4.
Sebanyak tujuh skripsi dinilai kurang dalam menjelaskan aspek rancangan pengendalian                            satuan    percobaan    yang digunakan, karena tidak memenuhi kriteria rancangan pengendalian satuan  percobaan yang baik. Ketujuh skripsi tersebut tidak menyebutkan pengendalian keragaman satuan percobaan yang digunakan dan tidak menjelaskan prosedur alokasi perlakuan ke dalam satuan percobaan. Skripsi yang dinilai baik dalam menjelaskan aspek bahan  percobaan hanya 2 skripsi, yaitu skripsi no 3 dan 10, skripsi yang dinilai cukup hanya 1 skripsi yaitu skripsi no 4. Pada skripsi yang dikaji ada mahasiswa yang menggunakan rancangan petak terpisah dalam penelitiannya, namun rancangan tersebut tidak disertakan dengan penjelasan rancangan pengendalian yang digunakan. Seperti diketahui bahwa rancangan   ini   tidak   dapat   berdiri    sendiri Rancangan ini harus diikuti oleh rancangan pengendalian/alokasi          yang digunakan. Deskripsi tentang rancangan  pengendalian yang digunakan untuk tiap skripsi  terdapat  pada Lampiran 4. Dari hasil ini dapat dikatakan mahasiswa belum memahami betul pengertian dan penggunaan  rancangan  pengendalian satuan percobaan dalam penelitian dengan metode percobaan contoh.
Berbicara mengenai aspek rancangan respons, dari sepuluh skripsi yang dikaji terdapat tujuh skripsi yang menggunakan rancangan respons yaitu pengamatan berulang (repeated measurement) dalam pengamatan peubah respons. Dari ketujuh skripsi ini hanya satu skripsi saja yang menggunakan analisis yang tepat yang sesuai dengan rancangan respons yang digunakan, yaitu menggunakan analisis pengamatan berulang (repeated measurement analysis). Enam skripsi yang menggunakan rancangan respons bertujuan ingin melihat respons pertumbuhan dari waktu ke waktu. Keenam skripsi ini salah dalam menggunakan analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan cara mengamati berulang kali. Keenam skripsi tersebut menganalisis data yang terkumpul dengan cara membuat analisis ragam untuk tiap waktu pengamatan. Menurut peneliti hal ini keliru karena kita akan kehilangan informasi dan informasi yang diperoleh tidak maksimal karena pengaruh waktu tidak diamati.
Peubah respons yang diamati pada sepuluh skripsi yang dikaji seluruhnya merupakan tipe peubah respon numerik/kontinu.  Peubah respons yang diamati tercatat dengan baik  untuk tiap skripsi yang dikaji. Dari sepuluh skripsi yang dikaji enam diantaranya dinilai baik, tiga diantaranya dinilai cukup dan hanya satu skripsi saja yang dinilai kurang, yaitu skripsi no 2 karena hanya menyebutkan satuan pengamatan yang digunakan, sedangkan prosedur pengukuran, instrumen yang digunakan dalam pengukuran dan definisi operasional untuk tiap peubah  pengamatan tidak disebutkan dan dijelaskan.
Hasil penilaian untuk tiap aspek pada rancangan pengumpulan data untuk tiap skripsi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.

Analisis Data


Penilaian terhadap analisis data yang digunakan terdiri dari dua yaitu analisis terhadap model pengumpulan data dan analisis terhadap model rumusan masalah. Hasil penilaian terhadap analisis data yang digunakan untuk tiap skripsi dapat dilihat pada Tabel 8.
Hasil penilaian untuk aspek analisis terhadap model pengumpulan data antara lain lima skripsi mendapat penilaian cukup, tiga skripsi mendapat penilaian baik dan dua skripsi mendapat penilaian kurang. Sedangkan penilaian untuk analisis terhadap model rumusan masalah hanya tiga skripsi yang mendapat penilaian cukup sedangkan sisanya tujuh skripsi dinilai kurang.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebagian besar skripsi yang dikaji belum menggunakan analisis yang tepat untuk menjawab pertanyaan terhadap masalah yang dinyatakan pada perumusan masalah dan pernyataan masalah serta mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Tabel 8. Hasil Penilaian Analisis Data

Aspek yang Dinilai
Jumlah Skripsi
Baik
Cukup
Kurang
Analisis Model Pengumpulan Data
3
5
2
Analisis Model Rumusan Masalah
0
3
7

Skripsi yang memperoleh penilaian kurang terhadap aspek analisis model pengumpulan data ada dua skripsi yaitu skripsi no 2 dan no 5 dari program studi Proteksi Tanaman dan Biologi. Kedua skripsi ini menggunakan analisis yang tidak sesuai dengan kriteria yaitu hubungan antara isi bab pendahuluan, bahan dan metode mengenai hubungan antarpeubah penelitian harus sejalan tidak dipenuhi. Kedua skripsi ini juga tidak terdapat analisis ragam untuk menjawab analisis terhadap metode pengumpulan data yang digunakan.
Sebanyak lima skripsi dinilai cukup pada analisis terhadap model pengumpulan  data yang digunakan. Hal ini dikarenakan analisis yang digunakan kurang sesuai dengan kriteria yaitu hubungan antara bab pendahuluan dan bahan dan metode tidak sejalan. Kelima skripsi ini menggunakan rancangan respons yaitu pengamatan berulang, akan tetapi analisis yang digunakan tidak menggunakan analisis pengamatan berulang, melainkan tiap waktu pengamatan terdapat anova atau analisis ragam. Adanya anova tiap waktu pengamatan kurang tepat karena tidak dapat menggambarkan pengaruh dari waktu terhadap respons yang diamati, sehingga tidak dapat melihat pola pertumbuhan dari respons itu sendiri.
Tiga skrpsi yang dinilai baik terhadap analisis model pengumpulan data yang digunakan yaitu skripsi no 4, 9 dan 10 memang memenuhi kriteria yang disusun. Ketiga skripsi ini menggunakan analisis yang sesuai dengan isi   dari   bab   Pendahuluan   dan   Bahan   dan Metode dengan kata lain penggunaan analisis ragam yang digunakan tepat dengan permasalahan yang dihadapi.
Ditemukannya  nilai  pada analisis ragam skripsi no 6, 7, 8, 9, 10 menandakan adanya kekeliruan  model termasuk      anggapan-anggapan       yang melandasinya.  Adanya   dapat digunakan sebagai petunjuk adanya penduga komponen ragam bernilai negatif. Padahal nilai minimum sembarang ragam ialah nol. Untuk mengantisipasi adanya nilai   dapat dilakukan dua cara antara lain : memperbaiki model termasuk mungkin meniadakan komponen itu dari model dan memperbaiki model dengan cara memperbaiki anggapan-anggapan yang melandasi analisis ragam (Searle dalam Widianingsih,  2002). Pada beberapa skripsi yang dikaji masih ada yang salah mengintrepetasikan analisis ragam, saat kesimpulan yang harus diambil menerima hipotesis nol, tetapi hipotesis nol ditolak, sehingga kesimpulan yang diambil salah.
Dari sepuluh skripsi yang dikaji tidak ada satu pun yang menjelaskan tahapan diagnosa terhadap anggapan-anggapan yang mendasari analisis ragam bagi suatu model linear aditif. Tahapan ini cukup penting untuk dilakukan karena akan menjamin keabsahan dalam mengambil keputusan berdasarkan  hasil analisis ragam terhadap data yang  dikumpulkan. Hal ini kemungkinan terjadi karena mahasiswa belum memperolehnya dalam perkuliahan atau mahasiswa malas atau tidak mau tahu untuk masalah ini.
Tidak ada skripsi yang dinilai baik dalam penggunaan analisis terhadap rumusan  masalah. Hanya tiga buah skripsi yang dinilai cukup. Hal ini dikarenakan analisis yang digunakan benar tapi tidak sejalan dengan rancangan respons yang digunakan. Skripsi yang dinilai kurang sebanyak tujuh skripsi, dua diantaranya tidak terdapat analisis statistika yang digunakan untuk menjawab model rumusan masalah, sedangkan sisanya menggunakan analisis yang tidak tepat untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah yang dibuat oleh masing- masing skripsi. Ada tujuh dari sepuluh skripsi yang dikaji menggunakan uji perbandingan antar- rataan perlakuan DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk analisis terhadap model rumusan masalah. Hal ini kurang tepat dikarenakan uji ini tepat jika faktor(-faktor) perlakuan bertipe kategorik dan taraf-tarafnya tidak distruktur. Skripsi no 4, 6, 7, 8 faktor penyusun perlakuannya bertipe numerik (Lampiran    3),    analisis    yang    tepat  untuk
 Metode dengan kata lain penggunaan analisis ragam yang digunakan tepat dengan permasalahan yang dihadapi.
Ditemukannya  nilai  pada analisis ragam skripsi no 6, 7, 8, 9, 10 menandakan adanya kekeliruan  model termasuk      anggapan-anggapan       yang melandasinya.  Adanya   dapat digunakan sebagai petunjuk adanya penduga komponen ragam bernilai negatif. Padahal nilai minimum sembarang ragam ialah nol. Untuk mengantisipasi adanya nilai   dapat dilakukan dua cara antara lain : memperbaiki model termasuk mungkin meniadakan komponen itu dari model dan memperbaiki model dengan cara memperbaiki anggapan-anggapan yang melandasi analisis ragam (Searle dalam Widianingsih,  2002). Pada beberapa skripsi yang dikaji masih ada yang salah mengintrepetasikan analisis ragam, saat kesimpulan yang harus diambil menerima hipotesis nol, tetapi hipotesis nol ditolak, sehingga kesimpulan yang diambil salah.
Dari sepuluh skripsi yang dikaji tidak ada satu pun yang menjelaskan tahapan diagnosa terhadap anggapan-anggapan yang mendasari analisis ragam bagi suatu model linear aditif. Tahapan ini cukup penting untuk dilakukan karena akan menjamin keabsahan dalam mengambil keputusan berdasarkan  hasil analisis ragam terhadap data yang  dikumpulkan. Hal ini kemungkinan terjadi karena mahasiswa belum memperolehnya dalam perkuliahan atau mahasiswa malas atau tidak mau tahu untuk masalah ini.
Tidak ada skripsi yang dinilai baik dalam penggunaan analisis terhadap rumusan  masalah. Hanya tiga buah skripsi yang dinilai cukup. Hal ini dikarenakan analisis yang digunakan benar tapi tidak sejalan dengan rancangan respons yang digunakan. Skripsi yang dinilai kurang sebanyak tujuh skripsi, dua diantaranya tidak terdapat analisis statistika yang digunakan untuk menjawab model rumusan masalah, sedangkan sisanya menggunakan analisis yang tidak tepat untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah yang dibuat oleh masing- masing skripsi. Ada tujuh dari sepuluh skripsi yang dikaji menggunakan uji perbandingan antar- rataan perlakuan DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk analisis terhadap model rumusan masalah. Hal ini kurang tepat dikarenakan uji ini tepat jika faktor(-faktor) perlakuan bertipe kategorik dan taraf-tarafnya tidak distruktur. Skripsi no 4, 6, 7, 8 faktor penyusun perlakuannya bertipe numerik (Lampiran    3),    analisis    yang    tepat  untukmenjawab model rumusan masalah adalah menggunakan analisis regresi bukan menggunakan uji perbandingan antar- rataan perlakuan DMRT (Duncan Multiple Range Test) (little, 1981).
Skripsi no 7 menggunakan DMRT untuk menjawab analisis terhadap model rumusan masalah. Menurut peneliti penggunaan DMRT kurang tepat karena tidak dapat menjawab tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu ‘mendapatkan tingkat pemberian pupuk P dan K yang tepat dalam budidaya tanaman iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) agar diperoleh produksi yang maksimal’. Peneliti menyarankan analisis regresi yaitu rancangan permukaan respons, karena rancangan ini dapat mencari perlakuan kombinasi yang dapat menghasilkan respons optimum atau untuk memilih optimasi yang dikehendaki dari kontur-kontur respons tertentu (Khuri dan Cornel, 1987).
Penulis memberikan saran analisis yang tepat digunakan untuk analisis model rumusan masalah untuk tiap skripsi yang dikaji dapat dilihat pada Tabel 9.


no
Tipe Faktor
Analisis yang digunakan
Analisis yang seharusnya digunakan
1
K
DMRT
DMRT/Penandingan Linear
2
K
-
DMRT/Penandingan Linear
3
K
DMRT
DMRT/Penandingan Linear
4
N
DMRT
Analisis regresi satu faktor
5
KK
-
DMRT/Penandingan Linear

N
-
Analisis regresi satu faktor
6
NN
DMRT
Analisis regresi dua faktor

7

NN

DMRT
Analisis regresi (Rancangan Permukaan Respons)
8
NN
DMRT
Analisis regresi 2 faktor

NK
DMRT
Analisis regresi atau penandingan linear
9
KNK
DMRT
Analisis regresi atau penandingan linear
10
NNN
-
Analisis regresi 3 faktor

 
Tabel 9. Saran analisis yang diberikan untuk tiap skripsi























N : numerik K : kategorik
DMRT : (Duncan Multiple Range Test)
Hasil penilaian untuk tiap aspek pada analisis data untuk tiap skripsi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.

SIMPULAN


Secara umum 10 mahasiswa yang dikaji skripsinya dapat dinilai cukup dalam merumuskan masalah, pernyataan masalah dan dinilai baik dalam merumuskan tujuan penelitiannya.
Mengenai rancangan perlakuan ada beberapa skripsi yang belum dapat memenuhi kriteria rancangan perlakuan yang baik. Dari 10 skripsi yang dikaji skripsi mahasiswa program studi Agronomi dan Hortikultura lebih baik  dari pada mahasiswa Proteksi Tanaman dan Biologi dalam menjelaskan rancangan perlakuan yang digunakan. Mengenai  rancangan pengendalian mahasiswa yang dikaji skripsinya masih banyak yang belum paham betul mengenai rancangan pengendalian dan belum menjelaskan dengan baik di skripsinya. Pengamatan berulang dilakukan oleh tujuh mahasiswa yang skripsinya dikaji akan tetapi hanya 1 skripsi yang tepat dalam penggunaan analisisnya.
Dalam analisis data juga banyak ditemukan kekeliruan baik itu terhadap analisis model pengumpulan data yaitu analisis ragam yang digunakan dan interpretasinya dan ada juga yang tidak menggunakan analisis ragam dalam percobaan yang dilakukan.
Analisis yang digunakan untuk menjawab model rumusan masalah sebagian besar menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hal ini kurang tepat. Hal ini terjadi  karena kebiasaan yang telah melekat dari tahun ke tahun dan masih kurangnya pemahaman dalam menggunakan teknik-teknik statistika yang tepat untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Banyaknya kekeliruan yang ditemukan  pada aspek pengumpulan data dan analisis data yang dikerjakan oleh mahasiswa Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan Biologi menandakan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan realitas bahan pelajaran yang diterima. Hal ini didasarkan dengan silabus yang digunakan untuk tiap mata kuliah yang diambil oleh tiap program studi (Lampiran 1). Materi yang terdapat di silabus yang telah diberikan pada saat perkuliahan tidak dikuasai sepenuhnya oleh mahasiswa, sehingga terjadi kekeliruan saat penggunaannya pada waktu penyusunan skripsi dengan metode percobaan contoh.

SARAN


Pihak institusi yang terkait perlu mengadakan tinjauan ulang dalam penetapan bahan-bahan pelajaran statistika yang akan diberikan untuk mahasiswa program studi lain sesuai dengan kebutuhan program studi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ary, D., L. C. Jacobs, & A. Razavieh. 2002. Introduction to Research In Education. 6th Edition. Singapore : Thomson Learning.

BAPSI & BAAK. 2003. Panduan Program Sarjana. Bogor : IPB Press.

Federer, W. T. 1967. Experimental Design: Theory and Application. Oxfod & IBH Pub., Co., Calcutta.

Khuri, A. I. & J. A. Cornell. 1987. Response Surfaces; Designs and Analysis. Marcel Dekker Inc., New York.

Kish, L. 1987. Statistical Design for  Research.
John Wiley & Sons, New York.

Little, T. M. 1981. Interpretation and Presentation of Results. HortSci. 16(5): 637-640.

Musa M.S. 2007. Metodologi  Penelitian dengan Statistika. Departemen Statistika IPB. Bogor : in press

Musa, M.S. & Nasoetion, A. H. 2007. Perancangan dan Analisis Percobaan Pendekatan konseptual untuk aplikasi. Departemen Statistika IPB. Bogor : in  press

Widianingsih, S. E. 1999. Evaluasi Terhadap Suatu Analisis Ragam Yang Menghasilkan Dugaan Komponen Ragam Bernilai Negatif. Skripsi. Departemen Statistika, IPB. Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar