PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat karya ilmiah
berupa skripsi adalah salah satu prasyarat bagi mahasiswa tingkat akhir strata
satu untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Skripsi umumnya ditulis berdasarkan
suatu penelitian, hasil magang, atau praktik kerja lapangan yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan analisis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah (BAPSI
& BAAK, 2003).
Dalam penelitian untuk materi skripsi, mahasiswa
mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah dipelajari
selama menempuh kuliah dan praktika beberapa mata kuliah. Di antara mata kuliah
yang diperoleh dan diterapkan dalam proses penyusunan skripsi terdapat satu
atau lebih mata kuliah statistika. Pengetahuan tentang statisitika yang pernah
dipelajari dan metode penelitian atau kajian untuk penelitian merupakan bekal
yang berharga dalam penyusunan skripsi.
Program studi
Ilmu Tanah, Hortikultura, Agronomi, Arsitektur Lansekap, Pemuliaan Tanaman,
Teknologi Manajemen Aquakultur, Teknologi Produksi Ternak, Teknologi Hasil
Ternak, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Manajemen Hutan, Budidaya Hutan,
Geofisika dan Meteorologi, Biologi, Biokimia adalah program studi yang
memperoleh mata kuliah perancangan percobaan. Skripsi-skripsi mahasiswa IPB
dari tahun 2000-2006 berjumlah kurang
lebih 16329. Tiap tahun jumlah skripsi yang terdaftar kurang lebih sekitar 2300
buah skripsi. Skripsi yang menggunakan metode
percobaan contoh kurang lebih 800
buah tiap tahunnya (Sumber : perpustakaan LSI
IPB).
Karena jumlah
skripsi yang menggunakan metode percobaan contoh yang telah dibuat oleh
mahasiswa IPB dari tahun 2000-2006 cukup besar jumlahnya, peneliti menduga
adanya skripsi yang mengandung beberapa cacat dalam penerapan aspek-aspek
statistika yang terdapat dalam bab-bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil
dan pembahasan. Kekeliruan menerapkan ilmu statistika dalam penelitian
percobaan contoh dapat menimbulkan terjadinya misuse atau abuse yang
berakibat hasil penelitian yang dilaksanakan tidak menggambarkan hal yang
sebenarnya dan kesimpulan yang diperoleh diragukan keabsahannya.
Terjadinya kekeliruan dalam penerapan ilmu statistika dalam penelitian dengan metode
percobaan contoh disebabkan oleh adanya kesenjangan
antara kebutuhan teknik-teknik statistika di dalam penyusunan skripsi atau
penelitian percobaan contoh dengan apa yang diperoleh pada waktu perkuliahan.
Aspek-aspek statistika yang terdapat dalam bab pendahuluan, bahan
dan metode, dan hasil dan pembahasan dapat dijadikan acuan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam penerapan statistika pada proses
penyusunan karya ilmiah dengan metode
percobaan contoh. Dari aspek-aspek tersebut juga dapat diidentifikasi
terjadinya misuse atau abuse. Content analysis dapat digunakan
untuk menilai aspek-aspek tersebut yang bersifat saling berkaitan satu sama lain.
Tujuan Kajian
Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) antara bahan pembelajaran statistika dengan kebutuhan dalam
penyusunan skripsi metode percobaan contoh mahasiswa Agronomi, Hortikultura,
Proteksi Tanaman dan Biologi dengan melakukan content analysis terhadap aspek statistika yang tercantum pada bab
pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan pada skripsi yang dikaji.
Hasil yang diperoleh dari kajian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan yang diharapkan dapat membantu pihak institusi dalam mengambil
kebijakan sistem pendidikan. Temuan-temuan menyimpang yang ditemukan dapat
diperhatikan oleh mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan metode
percobaan contoh dan lulusan program studi sarjana pada umumnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Percobaan Contoh
Metode percobaan contoh merupakan salah satu
metode pengumpulan data. Pada metode ini
data yang diperlukan tidak tersedia, oleh karena itu harus dibangkitkan melalui intervensi dengan diberikannya sejumlah perlakuan
terhadap satuan percobaan.
Metode
percobaan contoh bekerja dengan sejumlah satuan
percobaan dari bentuk dan atau ukuran tertentu. Contoh kongkrit berukuran satuan percobaan ini
dipandang berasal dari universum banyak sekali satuan- satuan percobaan dengan
kondisi-kondisi seperti dimiliki oleh satuan percobaan yang digunakan untuk
percobaan. Jadi, dalam metode percobaan
contoh universum satuan percobaan
adalah abstrak; bersifat
artifisial,
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di
Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat karya ilmiah berupa skripsi adalah salah
satu prasyarat bagi mahasiswa tingkat akhir strata satu untuk memperoleh gelar
kesarjanaan. Skripsi umumnya ditulis berdasarkan suatu penelitian, hasil
magang, atau praktik kerja lapangan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
analisis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah (BAPSI & BAAK, 2003).
Dalam penelitian untuk materi skripsi,
mahasiswa mengaplikasikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah
dipelajari selama menempuh kuliah dan praktika beberapa mata kuliah. Di antara
mata kuliah yang diperoleh dan diterapkan dalam proses penyusunan skripsi
terdapat satu atau lebih mata kuliah statistika. Pengetahuan tentang
statisitika yang pernah dipelajari dan metode penelitian atau kajian untuk
penelitian merupakan bekal yang berharga dalam penyusunan skripsi.
Program
studi Ilmu Tanah, Hortikultura, Agronomi, Arsitektur Lansekap, Pemuliaan
Tanaman, Teknologi Manajemen Aquakultur, Teknologi Produksi Ternak, Teknologi
Hasil Ternak, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Manajemen Hutan, Budidaya Hutan,
Geofisika dan Meteorologi, Biologi, Biokimia adalah program studi yang
memperoleh mata kuliah perancangan percobaan. Skripsi-skripsi mahasiswa IPB
dari tahun 2000-2006 berjumlah kurang
lebih 16329. Tiap tahun jumlah skripsi yang terdaftar kurang lebih sekitar 2300
buah skripsi. Skripsi yang menggunakan metode
percobaan contoh kurang lebih 800
buah tiap tahunnya (Sumber : perpustakaan LSI
IPB).
Karena
jumlah skripsi yang menggunakan metode percobaan contoh yang telah dibuat oleh
mahasiswa IPB dari tahun 2000-2006 cukup besar jumlahnya, peneliti menduga
adanya skripsi yang mengandung beberapa cacat dalam penerapan aspek-aspek
statistika yang terdapat dalam bab-bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil
dan pembahasan. Kekeliruan menerapkan ilmu statistika dalam penelitian
percobaan contoh dapat menimbulkan terjadinya misuse atau abuse yang
berakibat hasil penelitian yang dilaksanakan tidak menggambarkan hal yang
sebenarnya dan kesimpulan yang diperoleh diragukan keabsahannya.
Terjadinya kekeliruan dalam penerapan ilmu statistika dalam penelitian dengan metode
percobaan contoh disebabkan oleh adanya kesenjangan
antara kebutuhan teknik-teknik statistika di dalam penyusunan skripsi atau
penelitian percobaan contoh dengan apa yang diperoleh pada waktu perkuliahan.
Aspek-aspek statistika yang terdapat dalam bab
pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan pembahasan dapat dijadikan acuan
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam penerapan statistika
pada proses penyusunan karya ilmiah
dengan metode percobaan contoh. Dari aspek-aspek tersebut juga dapat diidentifikasi
terjadinya misuse atau abuse. Content analysis dapat digunakan
untuk menilai aspek-aspek tersebut yang bersifat saling berkaitan satu sama lain.
Tujuan Kajian
Mengidentifikasi adanya kesenjangan (gap) antara bahan pembelajaran
statistika dengan kebutuhan dalam penyusunan skripsi metode percobaan contoh
mahasiswa Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan Biologi dengan melakukan
content analysis terhadap aspek
statistika yang tercantum pada bab pendahuluan, bahan dan metode, dan hasil dan
pembahasan pada skripsi yang dikaji.
Hasil yang diperoleh dari kajian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan yang diharapkan dapat membantu pihak institusi
dalam mengambil kebijakan sistem pendidikan. Temuan-temuan menyimpang yang
ditemukan dapat diperhatikan oleh mahasiswa yang akan melakukan penelitian
dengan metode percobaan contoh dan lulusan program studi sarjana pada umumnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Metode
Percobaan Contoh
Metode percobaan contoh merupakan salah satu
metode pengumpulan data. Pada metode ini
data yang diperlukan tidak tersedia, oleh karena itu harus dibangkitkan melalui intervensi dengan diberikannya sejumlah perlakuan
terhadap satuan percobaan.
Metode
percobaan contoh bekerja dengan sejumlah satuan
percobaan dari bentuk dan atau ukuran tertentu. Contoh kongkrit berukuran satuan percobaan ini
dipandang berasal dari universum banyak sekali satuan- satuan percobaan dengan
kondisi-kondisi seperti dimiliki oleh satuan percobaan yang digunakan untuk
percobaan. Jadi, dalam metode percobaan
contoh universum satuan percobaan
adalah abstrak; bersifat
artifisial.
yaitu
dikhayalkan ada dengan kondisi-kondisi seperti kondisi-kondisi yang dimiliki
oleh contoh satuan percobaan. Contoh yang digunakan dalam sembarang percobaan
contoh ialah suatu contoh sengaja bukan contoh
acak.
Adanya
sejumlah perlakuan bukan hanya merupakan syarat mutlak
untuk metode percobaan contoh tetapi sekaligus merupakan suaktu kekhasan yang
membedakannya terhadap dua metode pengumpulan data lainnya: metode survei
contoh peluang dan metode kajian observasional.
Suatu
rancangan percobaan akan bersangkut paut
dengan beberapa hal antara lain (Musa
dan Nasoetion, 2007):
p pKeomnesceahan
masalah :
faktor-faktor dari perlakuan yang ingin dipelajari pengaruhnya.
Karakteristik dari sejumlah objek
yang akan digunakan sebagai bahan percobaan
ntuaPnenpeeubah respon yang relevan
ntuaPnene satuan pengamatan atau evaluasi dari peubah respons yang digunakan
osedPurr percobaan an Pteekmniiklihanalisis statistika
yang sesuai
dengan peubah respons yang diamati dan tujuan pemecahan masalah.
Suatu
rancangan pengumpulan data dengan metode percobaan contoh terdiri atas dua atau
3 komponen sebagai berikut :
1an. caRngan perlakuan
2. Rancangan
pengendalian keheterogenan satuan percobaan
3.
Rancangan
pengamatan respons
Masalah Penelitian
Menemukan
masalah menarik yang belum atau belum tuntas terpecahkan, penting serta dapat
dipecahkan merupakan langkah paling awal dan kunci penting dalam proses
penelitian ilmiah. Menurut (Ostle dalam Musa, 2007) ada empat hal yang harus
diperhatikan dalam usaha menemukan dan merumuskan masalah, yaitu :
1.
Pengenalan masalah (dari kenyataan, gejala dan sebagainya) yang akan diteliti
2u.anT-temuan terdahulu
yang dapat dipertimbangkan dalam menjelaskan
masalah atau dijadikan sebagai bahan bandingan3nsepKoatau
teori-teori
yang mungkin dapat
digunakan dalam menjelaskan pilihan pemecahan
masalah 4ar.iaPneny masalah ke dalam pernyataan-pernyataan operasional
yang Dapat diperiksa atau diuji secara
statistika.
Suatu masalah mungkin dapat disarikan ke dalam
model sistem atau model sistematis yang menggambarkan hubungan antarpeubah
penelitian. Peubah-peubah penelitian
terdiri atas dua gugus peubah-peubah, yaitu peubah- peubah dan . Kish
(1987) menamakan peubah-peubah dan sebagai
peubah- peubah dari kelas yaitu peubah-peubah penelitian, ‘experimental’, ‘explanatory’ dan sebagainya yang diminati untuk dikaji.
Penentuan apa yang dikehendaki sebagai
peubah-peubah yang ingin dipelajari dalam kondisi alami dan apa yang dipilih
sebagai peubah dalam hubungan tidak boleh
dilakukan
serampangan. Peubah dan peubah- peubah dikehendaki harus memenuhi syarat untuk
dapat dikatakan memiliki “hubungan” dan hubungan yang dimaksud adalah dalam
bentuk suatu “fungsi”.
Dalam rumusan masalah terdapat cara bagaimana
mengidentifikasi atribut-atribut suatu
peubah penelitian yaitu melalui pengamatan terhadap satuan pengamatan dari
objek penelitian. Rumusan masalah juga mengarahkan penyusunan suatu rancangan
perlakuan (dan mungkin juga rancangan pengamatan respons-respons).
Dalam membuat rancangan kajian yang baik dibutuhkan pengetahuan yang memadai
mengenai teknik-teknik statistis dalam analisis data yang harus relevan
terhadap rumusan masalah, pernyataan masalah, pernyataan hipotesis (jika ada),
rancangan perlakuan dan tujuan yang yang ingin dicapai dari penyelenggaraan
suatu dengan kata lain semuanya dalam suatu kesenyawaan (Musa, 2007).
Rancangan Perlakuan
Perlakuan
ialah suatu tindakan, metode, prosedur, bahan, dsbnya yang diberikan kepada
satu atau beberapa satuan percobaan. Sedang- kan suatu faktor dari perlakuan
ialah suatu peubah penggubah (modifier
variable). Tetapi, ini adalah suatu “pengertian sempit” mengenai istilah
perlakuan. Dalam “pengertian diperluas” istilah perlakuan mencakup pengertian
“perlakuan intervensi” dan “perlakuan ciri”.
Kedudukan rancangan perlakuan sederhana atau komposit (kombinasi) dalam rancangan
percobaan strategis sekali. Rancangan
perlakuan menjabarkan rumusan
masalah,
pernyataan masalah (dan jika ada pernyataan hipotesis) dan tujuan percobaan.
Rancangan perlakuan
menstrukturkan data dan mengarahkan analisis untuk suatu peubah respons
(Musa, 2007).
Rancangan perlakuan dalam metode percobaan berhubungan dengan
penstrukturan hubungan taraf-taraf antarfaktor-faktor dari perlakuan dalam pembangkitan respons- respons dari bahan percobaan (Musa dan
Nasoetion, 2007).
Suatu
faktor (peubah) perlakuan dirancang terdiri atas sejumlah nilai-nilai yang
dicobakan, yang disebut sebagai taraf-taraf (levels) faktor perlakuan. Taraf-taraf suatu faktor ditetapkan atau
diketahui dalam tahap penyusunan rancangan perlakuan. Jadi, bersifat pre- determined.
Suatu faktor perlakuan yang dimaksud mungkin
ialah suatu peubah diskret (kategorik atau cacah) atau suatu peubah kontinu
atau sering disebut sebagai faktor bergradien atau faktor regresi. Ditilik dari
tipe pengaruhnya, suatu faktor perlakuan mungkin dipandang sebagai suatu faktor
dari corak pengaruh tetap (fixed effect) atau
faktor dari corak pengaruh acak (random
effect). Taraf-taraf faktor pengaruh acak ditetapkan melalui pengacakan
atau berasal dari proses acak.
Rancangan
perlakuan dalam suatu percobaan mungkin tersusun dari: satu perlakuan, dua
perlakuan, satu faktor, dua faktor atau lebih. Untuk percobaan dua faktor atau
lebih, perlakuan berupa perlakuan- perlakuan komposit (kombinasi).
Perlakuan komposit yang dipilih didasarkan pada
hubungan taraf-taraf antarfaktor. Untuk hubungan taraf-taraf antarsembarang dua
faktor ada dua macam hubungan yang mungkin, yaitu dalam klasifikasi silang atau
dalam klasifikasi tersarang (nested/hierarchical
classification). Sedangkan untuk hubungan taraf-taraf antarsembarang tiga
faktor atau lebih ada tiga macam hubungan yang mungkin, yaitu semuanya dalam
klasifikasi silang, semuanya dalam klasifikasi tersarang/berjenjang atau dalam
klasifikasi campuran.
Taksonomi
rancangan-rancangan perlakuan dapat dibedakan menjadi tiga (Musa, 2007) antara
lain :
orakC-corak pengaruh
dari faktor-faktor penyusun rancangan perlakuan, yang akan mengindikasikan model bagi suatu
rancangan perlakuan, yaitu apakah
sebagai suatu Model I (model pengaruh- pengaruh tetap), Model II (model pengaruh-pengaruh acak), ataukah
Model
III
(model pengaruh-pengaruh campuran) dari Eisenhart.
·
Klasifikasi hubungan-hubungan taraf- taraf antar-f-faktor penyusun rancangan perlakuan
komposit, yang akan meng- indikasikan apakah suatu rancangan
perlakuan termasuk ke dalam suatu rancangan dari klasifikasi tersarang,
silang ataukah campuran.
·
Rancangan-rancangan
khusus dari suatu rancangan
perlakuan berklasifikasi silang.
Rancangan ini biasa dikenal sebagai rancangan faktorial dengan atau tanpa satu
atau lebih perlakuan tambahan, misalnya: faktorial lengkap, faktorial
taklengkap, faktorial pecahan dan rancangan permukaan respons.
Pengenalan kedua butir disebutkan pertama
penting diketahui karena dalam tahap penyusunan rancangan kajian dapat
diperiksa aspek keterdugaan atau keterujian statistis komponen-komponen model
rancangan pengumpulan data. Yaitu, melalui penjabaran nilai harapan kuadrat
tengah sumber keragaman.
Rancangan permukaan respons adalah rancangan
perlakuan dengan faktor-faktor bergradien (numerik) yang dikhususkan untuk
menduga respons dari bentuk umum tertentu (Khuri dan Cornel, 1987). Rancangan
ini biasanya dimaksudkan untuk mencari
perlakuan kombinasi yang menghasilkan respons optimum, atau untuk
memilih optimasi yang dikehendaki dari kontur-kontur respons tertentu.
Suatu rancangan perlakuan dalam metode percoban
contoh dapat diklasifikasikan seperti berikut:
o▪bPaearnc dengan satu perlakuan
Umumnya dilakukan dalam bidang rekayasa untuk
maksud evaluasi atau pemeriksaan ciri dan keseragaman mutu produk. Satuan
percobaan yang digunakan seluruhnya berkondisi
seragam.
Untuk suatu kajian mungkin diperlukan
pengamatan “sebelum” dan “sesudah” diperlakukan, yaitu dalam suatu beda waktu
yang cukup memadai. Hal ini dilakukan untuk menilai keefektifan perlakuan
menurut waktu.
Rancangan ini
disebut juga “the one- group pretest-posttest
design” atau sering disebut juga kasus “dua contoh tak bebas” atau
pengamatan-pengamatan berpasangan.
o▪bPaearnc dengan dua perlakuan
Satuan percobaan yang terdiri dari 2
grup satuan-satuan percobaan, masing-masing berukuran
objek. Salah satu grup diberi perlakuan berupa kontrol dan
satu lagi diberi perlakuan bukan kontrol. Dalam statistika rancangan ini adalah suatu
kasus dari masalah
“dua contoh bebas”. Untuk rancangan ini dapat juga diterapkan kajian pengamatan
“sebelum” dan “sesudah” untuk menilai keefektifan perlakuan menurut waktu.
o▪bPaearnc dengan rancangan perlakuan satu faktor
Taraf-taraf :
Kategorik
: Nominal, Ordinal
Bukan Kategorik : Diskret, Kontinu Tipe Pengaruh :
Tetap Model Pengaruh Tetap
ktDuristru
ostrTuakktuDr i
Acak €Model Pengaruh
Acak o▪bPaearnc dengan rancangan perlakuan
dua faktor
Hubungan
taraf-taraf antardua faktor
Berklasifikasi tersarang
Berklasifikasi silang Tipe pengaruh faktor-faktor
-uaKneyda dari tipe
pengaruh tetap (model
pengaruh-pengaruh tetap)
-nyKaeddaurai tipe pengaruh acak (model pengaruh-pengaruh acak)
Satu acak dan lainnya tetap (model pengaruh-pengaruh campuran)
o▪bPaearnc dengan rancangan
perlakuan ≥
tiga faktor
Hubungan taraf-taraf antarfaktor-faktor
-
Berklasifikasi tersarang
-
Berklasifikasi silang
-erBklasifikasi campuran Tipe pengaruh faktor-faktor
-odMel pengaruh-pengaruh
tetap
-odMel pengaruh-pengaruh acak
-odMel pengaruh-pengaruh campuran
Rancangan Pengendalian Keheterogenan
Satuan
percobaan adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu
perlakuan. Satuan percobaan yang digunakan dalam percobaan mungkin
menyumbangkan keragaman data suatu peubah respons yang
disebabkan oleh keheterogenan ciri-ciri atau kondisi-kondisi bahan percobaan.
Oleh karena itu untuk mengatasi hal ini diperlukan sebuah rancangan yang dapat
mengendalikan keheterogenan bahan percobaan. Dengan kata lain rancangan
pengendalian keheterogenan adalah rancangan yang berkenaan dengan
pengendalian keragaman-keragaman tak-
dikehendaki
yang terkandung dalam satuan percobaan.
Asas-asas
pengendalian keheterogenan antara lain : pengulangan perlakuan, pengalokasian
acak perlakuan, pengendalian lokal, keortogonalan, pemautan dan keefisienan. Tiga asas pertama merupakan
asas-asas pokok, sedangkan tiga asas lainnya adalah asas pelengkap.
Federer (1973) mengemukakan tiga kriteria
sebagai ciri-ciri dikehendaki dari suatu rancangan pengendalian keheterogenan
mengganggu yang baik, yaitu:
1. Penataan perlakuan
dalam
suatu rancangan pengumpulan data yang
menghasilkan suatu rancangan percobaan yang efisien; asas keortogonalan,
pengendalian lokal, keefisienan dan pemautan berhubungan dengan pemenuhan
kriteria ini.
2. Penggolongan bahan percobaan dengan
cara tertentu untuk mendapatkan b kelompok, grup atau lapisan
satuan-satuan percobaan; sembarang kelompok, grup atau lapisan tadi dalam
beberapa hal penting yang berkaitan dengan respons percobaan yang ingin diamati
dapat dipandang sebagai suatu kelompok, grup atau lapisan berkondisi seragam; b
kelompok, grup atau lapisan dapat saja berbeda kondisi. Asas keortogonalan,
pengendalian lokal, keefisienan dan pemautan berhubungan dengan pemenuhan
kriteria ini.
3la.n Kteerahdaidap setiap perlakuan dalam pengalokasian terhadap satuan-satuan
percobaan; setiap satuan percobaan
dialokasi dengan satu dan hanya satu macam perlakuan. Asas pengulangan dan
pengacakan berhubungan dengan
pemenuhan kriteria ini.
Rancangan percobaan menurut kelas pengendalian
yang dikemukakan oleh Federer (1973) :
1hi.l pNeingendalian
keheterogenan :
Rancangan
ini mensyaratkan seluruh satuan percobaan yang tersedia dipandang sebagai satu grup homogen/seragam. Teladan rancangan dari kelas ini ialah rancangan acak
lengkap (RAL). Pada rancangan ini
dalam mengalokasikan perlakuan ke satuan percobaan dilakukan dengan pengacakan
secara lengkap sehingga setiap satuan percobaan memiliki
peluang yang sama
untuk mendapat setiap perlakuan.
2. Satu-cara pengendalian keheterogenan Pada rancangan ini satuan-satuan
percobaan
tidak dapat dipandang sebagai.
satu grup homogen tetapi dengan satu cara dapat dibagi ke dalam b kelompok.
Rancangan acak kelompok lengkap (RAK)
dan rancangan acak kelompok tak lengkap (RAKTL) setimbang termasuk dalam kelas
ini. Dengan melakukan pengelompokan berarti dalam satu kelompok relatif homogen
dan setiap perlakuan diacak secara penuh dalam setiap kelompok. Dan dari
pengelompokkan ini diharapkan respon yang muncul pada setiap kelompok hanya
diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan.
-3c.arDa upaengendalian
keheterogenan
Dalam hal ini satuan-satuan percobaan heterogen
dapat dikendalikan dalam dua cara
untuk mendapatkan grup satuan percobaan berkondisi
seragam. Rancangan bujursangkar latin (RBSL)
dan rancangan segi-empat latin merupakan
salah satu rancangan dalam kelas ini. Sebagai contoh dalam kasus percobaan di
daerah perbukitan, pengelompokkan dilakukan berdasar arah kemiringan dan arah
mata angin. Syarat dari rancangan ini adalah jumlah pengelompokkan berdasar
baris dan kolom harus sama.
4. Tiga-cara pengendalian keheterogenan Satuan-satuan percobaan dikendalikan
dalam tiga
cara untuk memperoleh
grup
satuan percobaan homogen. Rancangan latin kubus dan rancangan ujur-sangkar
latin magik (RBSLM) merupakan contoh teladan rancangan lingkungan dalam kelas ini.
5. m-cara pengendalian keheterogenan Teladan rancangan
yang termasuk
kelas ini misalnya ialah rancangan bersekat.
Untuk suatu rancangan perlakuan dengan dua atau
lebih faktor tidak jarang peneliti berhadapan dengan kendala atau kepentingan
untuk menggunakan dua atau lebih besar ukuran satuan percobaan. Misal
untuk mengkaji pengaruh a taraf faktor A
diperlukan satuan percobaan berukuran b kali ukuran satuan percobaan yang
diperlukan dalam mengkaji pengaruh b faktor B. Faktor A disebut sebagai “faktor utama”, sedang
faktor B dinamakan “anak faktor” dari
faktor A. Satuan percobaan yang digunakan dalam pengalokasian acak a taraf
faktor A di- namakan sebagai "petak-utama" dan satuan- satuan
percobaan yang dipakai dalam pengalokasian b taraf faktor B disebut sebagai
"anak-petak"; sebanyak paling sedikit b anak- petak terdapat dalam tiap petak
utama. Rancangan “petak terpisah atau terbagi” (RPT) dan “rancangan kelompok
terbagi” adalah 2 contoh rancangan yang termasuk dalam rancangan pemautan
pengaruh faktor utama.
Rancangan petak terpisah tidak berdiri sendiri.
Alokasi acak taraf-taraf dari suatu faktor(-faktor) utama dan demikian juga
halnya dengan alokasi acak taraf-taraf dari satu atau lebih anak faktor
tergantung pada rancangan asosiasi yang dipilih, misalnya RAL, RAKL dan RBSL.
Suatu rancangan pengendalian yang dipilih ialah
rancangan pengumpulan data yang efektif dan efisien, yang seharusnya didapat
dari pemaduan optimal antara rancangan perlakuan, rancangan lingkungan dan
rancangan respons pada kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan
suatu percobaan.
Satuan
percobaan dan rancangan pengendalian
keheterogenan satuan percobaan biasanya terdapat pada bab bahan dan metode.
Rancangan Pengamatan Respons
Peubah-peubah
respons yang relevan untuk diamati adalah yang mencerminkan pengaruh dari
faktor-faktor dari perlakuan.
Secara umum terdapat empat jenis pengelompokan skala pengukuran, yaitu
skala nominal, ordinal, interval dan rasio.
Rancangan pengamatan respons adalah rancangan
yang membicarakan tentang bagaimana menyiasati pengendalian terhadap bias-bias
yang terjadi saat penilaian respons- respons percobaan. Pengamatan-pengamatan
untuk suatu peubah respons dilakukan terhadap satuan-satuan pengamatan yang
pantas, dengan alat ukur atau penilain yang sahih, seksama dan teliti. Kapan
atau kapan saja pengamatan untuk suatu peubah dilakukan terhadap masing- masing
dari objek-objek penelitian merupakan hal yang perlu dipikirkan oleh peneliti
agar penilaian dapat dilakukan secara sah dan terandalkan. Pengamatan untuk
suatu peubah respons mungkin dapat diukur sekali saja ‘one shot’ atau dengan pengamatan berulang ‘repeated’ atau pengamatan sebelum dan sesudah perlakuan.
Rancangan pengamatan respons bersama rancangan
perlakuan mensugesti analisis model rancangan pengumpulan data.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan melalui 2
tahap yaitu analisis terhadap model
pengumpulan data dan analisis terhadap model
rumusan masalah. Rancangan perlakuan mensugesti analisis data peubah respons
percobaan, baik untuk model rancangan pengumpulan data yang digunakan maupun
untuk model rumusan masalah.
Analisis terhadap model rancangan pengumpulan
data umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik analisis ragam, termasuk untuk
model-model dengan kovariat(-kovariat). Ada kalanya sebelum dilakukan analisis
formal diperlukan suatu langkah awal yang disebut sebagai “Initial Data Assesment” (IDA). IDA dilakukan berdasarkan keinginan
“let data speak themselves”. Teknik
analisis ragam umum digunakan untuk analisis terhadap rancangan pengumpulan data
yang digunakan untuk suatu peubah respons kontinu atau yang dapat didekati
sebagaimana layaknya suatu peubah
kontinu. Dengan teknik analisis ragam keragaman dalam
data respons dianalisis atau diuraikan ke dalam
keragaman-keragaman yang dibangkitkan oleh sumber sumber pembangkit keragaman.
Sumber sumber keragaman tersebut disarikan dalam bentuk suatu model linear
aditif untuk model rancangan pengumpulan data yang digunakan (Musa, 2007).
Analisis
terhadap masalah tergantung pada apa “pertanyaannya”, yaitu berkaitan dengan
apa pernyataan-pernyataan masalahnya (atau pernyataan-pernyataan hipotesisnya)
dan tujuan-tujuan yang hendak diraih dari penyelenggaraan suatu percobaan. Jika
pernyataan-pernyataan masalah (atau pernyataan-pernyataan hipotesis) serta
tujuan- tujuan dan rancangan perlakuan disusun senyawa (kongruens) maka
analisis terhadap masalah dapat dilakukan melalui operasi terhadap hubungan-hubungan yang terberikan
dari faktor-faktor (berikut taraf-tarafnya) yang digunakan dalam suatu
rancangan perlakuan.
Jadi,
tahapan-tahapan dalam analisis data suatu percobaan umumnya adalah:
i1t.ialInData
Assestment (IDA).
2is.is Arnaaglam (atau
kovarians) model
definitif rancangan pengumpulan data yang
digunakan (dinyatakan dalam bentuk suatu model linear aditif).
3ag. nDosia terhadap anggapan-anggapan
yang mendasari analisis ragam bagi suatu
model linear aditif dan penilaian kegawatan akibat jika ada anggapan yang tidak terpenuhi.
3.
Jika diperlukan adakan verifikasi/remediasi terhadap model,
yaitu sehubungan hasil yang didapat dari butir 3 di atas. Model telah
diperbaiki perlu didiagnosa lagi.
Terhadap model rumusan masalah, yaitu model dari rancangan
perlakuan untuk menjawab hal hal seperti dikemukakan dalam pernyataan-
pernyataan masalah/hipotesis. Sembarang pernyataan hipotesis penelitian
ditransformasi ke dalam pernyataan hipotesis statistis, yaitu berupa pernyataan
pengujian terhadap parameter-parameter model yang dapat diduga dan diuji secara
statistika.
Analisis terhadap model rumusan masalah yang dapat
digunakan pada percobaan dengan satu faktor perlakuan dengan peubah respons
kontinu tersaji pada Tabel 1. Sedangkan
analisis terhadap model rumusan masalah yang digunakan pada percobaan
dengan dua faktor perlakuan dengan peubah
responskontinu
tersaji pada Tabel 2. Analisis yang digunakan jika peubah respons berupa
kategorik maka analisis
regresi logistik yang tepat untuk digunakan.
Tabel 1. Analisis perlakuan berfaktor satu dengan peubah respons kontinu
Tipe Faktor
|
Hubungan taraf-taraf
|
Tipe Pengaruh
|
|
Tetap
|
Acak
|
||
Kategorik
|
Distruktur
|
Pembandingan linear ortogonal
|
-
|
|
Tak Distruktur
|
Pembandingan ganda antar- rataan perlakuan
|
Analisis komponen ragam
|
Numerik
|
Distruktur
|
Analisis Regresi
|
-
|
Pembandingan linear ortogonal dapat digunakan untuk menjawab analisis
model rumusan masalah jika faktor perlakuan berupa kategorik dan hubungan
antartaraf distruktur dan tipe pengaruhnya tetap. Jika taraf-tarafnya tidak
distruktur dan tipe pengaruh tetap maka analisis model rumusan masalahnya
menggunakan pembandingan ganda
antar rataan perlakuan, jika tipe
pengaruhnya acak menggunakan analisis komponen ragam. Faktor berupa numerik atau gradien biasanya
distruktur taraf-tarafnya dan bertipe pengaruh tetap oleh karena itu analisis
regresi adalah analisis yang tepat digunakan untuk menjawab analisis terhadap
model rumusan masalah.
Tabel 2. Analisis perlakuan berfaktor dua dengan peubah respons kontinu
Tipe Faktor
|
|
|||
|
|
Campuran
|
||
Kategorik
|
Taraf-taraf distruktur
|
Penandingan Linear
|
Analisis komponen ragam
|
Analisis komponen ragam
|
Taraf-taraf tak distruktur
|
Pembandingan antar- rataan perlakuan
|
|||
Numerik
|
Analisis regresi 2 faktor
|
-
|
-
|
|
Campuran
|
Analisis regresi
|
-
|
Analisis komponen ragam
|
Dari hasil
analisis dapat ditarik tafsiran dan simpulan statistis. Tetapi ini bukan hasil
akhir. Hasil akhir tentunya
ialah berupa tafsiran simpulan, atau rekomendasi dari sudut
bidang ilmu yang terkait dalam pembahasan masalah.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 10 skripsi yang terdiri dari 3 skripsi mahasiswa dari program studi
Agronomi, 1 skripsi dari mahasiswa program
studi Hortikultura, 2 skripsi mahasiswa dari program studi
Proteksi Tanaman, dan 4 skripsi mahasiswa dari program studi Biologi yang lulus
pada tahun 2006. Sepuluh skripsi ini diperoleh dari perpustakaan LSI IPB.
Daftar sepuluh skripsi yang dikaji beserta judulnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar skripsi yang dikaji
No
|
Program Studi
|
Judul Skripsi
|
1
|
Proteksi Tanaman
|
Pengendalian penyakit hawar daun (Helminthosporium turcicum) pada jagung
manis dengan bakteri pemacu pertumbuhan tanaman.1
|
2
|
Proteksi Tanaman
|
Uji ketahanan 25 genotipe semangka (Citrullus ianatus (THUNB.) Matsum.
& Nakai) terhadap fusarium
oxysporum f.sp.niveum.1
|
3
|
Biologi
|
Emisi metana (CH4) dari beberapa varietas padi pada lahan sawah pasang surut.1
|
4
|
Biologi
|
Pertumbuhan krisan pot (Chrysanthemum morifolium Ramat car Sheena yellow) pada berbagai nilai EC
(Electrical Conductivity).1
|
5
|
Biologi
|
Aktivitas bakteri pengoksidasi amonium
ASR1 dan ASR2 asal tambak udang pada sumber karbon dan salinitas yang berbeda.1
|
6
|
Agronomi
|
Pengaruh konsentrasi dan waktu
penyemprotan pupuk daun happy gro terhadap pertumbuhan tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze).2
|
7
|
Agronomi
|
Pengaruh pupuk P dan K terhadap pertumbuhan
tanaman Iles-Iles (Amorphophallus
Muelleri Blume).2
|
8
|
Agronomi
|
Respon pertumbuhan tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas L.) terhadap
perlakuan pemulsaan dan pupuk daun.2
|
9
|
Hortikultura
|
Pengaruh perlakuan benih dan penyimpanan
terhadap mutu benih cabai merah (Capsicum
annuum L.) yang terinfeksi Colletotrichum capsici.3
|
10
|
Biologi
|
Serangan cendawan pasca panen dan kontaminasi
aflatoksin pada kacang tanah di grosir
dan pengecer di kota Bandung, Bogor dan Jakarta.3
|
Metode
Tahapan
pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
content analysis
untuk setiap
skripsi.
Content analysis adalah metode yang diterapkan pada
penelitian kualitatif untuk menuliskan
materi analisis dengan cara mengidentifikasi karakter khusus dari hal yang
diteliti. Tujuan dari content analysis selain
mengidentifikasi juga untuk menggambarkan karakter khusus tersebut. (Ary et al. 2002). Content analysis dilakukan dengan mengkaji perumusan masalah,
pernyataan masalah, pernyataan hipotesis (jika ada), tujuan, rancangan
perlakuan, bahan percobaan, rancangan pengendalian satuan percobaan, rancangan respons, dan analisis terhadap
pengumpulan data dan terhadap model rumusan masalah. Empat aspek yang pertama
dapat ditelusuri melalui isi yang terdapat pada bab pendahuluan. Lima aspek
berikutnya dapat ditelusuri melalui isi yang terdapat pada bab bahan dan
metode. Untuk analisis terhadap model pengumpulan data dan analisis untuk model
rumusan masalah dapat dinilai dari keterkaitan antara isi bab
pendahuluan, bahan dan metode dan hasil dan pembahasan sesuai atau tidak.
Aspek- aspek yang diamati dan terdapat pada bab apa aspek yang akan diamati
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Aspek yang diamati
Aspek
|
Bab
|
||
Pendahuluan
|
Bahan dan Metode
|
Hasil dan Pembahasan
|
|
Rumusan Masalah
|
|
|
|
Pernyataan
Masalah
|
|
|
|
Pernyataan Hipotesis (jika ada)
|
|
|
|
Tujuan
|
|
|
|
Rancangan Perlakuan
|
|
|
|
Bahan Percobaan
|
|
|
|
Rancangan Pengendalian Satuan
Percobaan
|
|
|
|
Rancangan
Respons
|
|
|
|
Peubah Respons
|
|
|
|
Analisis Model Pengumpulan Data
|
|
|
|
Analisis Model Rumusan Masalah
|
|
|
|
2.
Memberikan penilaian pada setiap aspek yang dinilai.
Penilaian yang diberikan untuk tiap aspek
yang diamati berupa penilaian ”baik”, “cukup”, dan “kurang”. Untuk tiap aspek
berbeda-beda dasar penilaiannya,
tergantung dari kriteria yang menyusun sebuah aspek.
Sebagai contoh suatu rumusan masalah akan diberikan penilaian “baik” jika
memenuhi 3 kriteria dan akan diberikan penilaian “cukup” jika hanya memenuhi 2
kriteria saja dan dinilai “kurang” jika hanya memenuhi satu kriteria saja.
Dasar penilaian untuk tiap aspek dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. Kriteria penilaian untuk setiap
aspek yang dinilai
BAB PENDAHULUAN
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
Rumusan Masalah
|
3 kriteria dipenuhi
|
2 kriteria dipenuhi
|
1 kriteria saja yang dipenuhi
|
- Merupakan rumusan problem solving (model matematis)
-
Dinyatakan secara umum dan verbal
-
Terdapat hubungan antarpeubah yang akan diteliti
|
|||
Pernyataan Masalah
|
3 kriteria dipenuhi
|
1-2 dari kriteria dipenuhi
|
tidak memenuhi kriteria
|
- Dinyatakan secara jelas dalam bentuk pertanyaan
-
Menyatakan hubungan antara 2 peubah
atau lebih
-
Dapat dilakukan pemeriksaan atau
pengujian empiris
|
|||
Pernyataan Hipotesis
|
2 kriteria dipenuhi
|
1 kriteria dipenuhi
|
tidak terdapat pernyataan hipotesis
|
-
Pernyataan bermakna mengenai hubungan
antarpeubah disebutkan
-
Pernyataan dengan implikasi yang jernih
yang memungkinkan dapat dilakukan pengujian terhadap hubungan yang dinyatakan
|
|||
Tujuan
|
3 kriteria dipenuhi
|
2 kriteria dipenuhi
|
tidak memenuhi kriteria
|
- Sesuai dengan pernyataan masalah
- Merupakan pernyataan bagaimana kajian hendak dilaksanakan
- Dirumuskan terbatas pada faktor-faktor yang akan dipelajari
pengaruh dan dampaknya.
|
BAB BAHAN & METODE
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
Rancangan Perlakuan
|
5 kriteria dipenuhi
|
3-4 kriteria dipenuhi
|
1-2 kriteria yang dipenuhi
|
-
Menyebutkan berapa faktor yang digunakan
-
Menjelaskan taraf-taraf faktor yang digunakan
-
Terdapat model linier aditif
-
Menjelaskan hubungan antartaraf
-
Menyebutkan ulangan untuk tiap perlakuan
|
|||
Bahan Percobaan
|
2 kriteria dipenuhi
|
1 kriteria dipenuhi
|
tidak memenuhi kriteria
|
-
Terdapat ukuran universum/kerangka pemetikan
-
Bentuk/ukuran satuan percobaan dijelaskan
|
|||
Rancangan pengendalian satuan percobaan
|
2 kriteria dipenuhi
|
1 kriteria dipenuhi
|
tidak memenuhi kriteria
|
- Menyebutkan pengendalian keragaman satuan percobaan
-
Prosedur alokasi perlakuan ke dalam
satuan percobaan dijelaskan
|
|||
Rancangan Respons
|
memenuhi kriteria dan analisis yang
digunakan tepat
|
memenuhi kriteria tapi salah dalam
analisis
|
tidak memenuhi kriteria
|
- Terdapat pengamatan berulang
|
|||
Peubah Respons
|
4 kriteria dipenuhi
|
2-3 kriteria dipenuhi
|
1 kriteria dipenuhi
|
-
Peubah respon + definisi operasional dijelaskan
-
Satuan pengamatan dijelaskan
-
Prosedur pengukuran/penilaian dijelaskan
-
Instrumen yang digunakan disebutkan
|
BAB HASIL & PEMBAHASAN
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
Analisis Model Pengumpulan Data
|
analisis yang digunakan sesuai dan
benar berdasarkan kriteria
|
analisis yang digunakan kurang sesuai
dengan kriteria
|
analisis yang digunakan tidak sesuai
dan salah berdasarkan kriteria
|
- Hubungan antara isi dari
pendahuluan, tujuan dan bahan & metode mengenai pengumpulan data sejalan
|
|||
Analisis Model Rumusan Masalah
|
analisis yang digunakan benar dan baik
berdasarkan kriteria
|
analisis yang digunakan benar tetapi
kurang baik berdasarkan kriteria
|
analisis yang digunakan salah dan
keliru berdasarkan kriteria
|
- Hubungan antara isi dari bab pendahuluan, tujuan dan bahan
& metode mengenai hubungan antarpeubah penelitian kongruen
|
2.
Interpretasi hasil.
Peneliti menginterpretasikan hasil
penilaian terhadap aspek-aspek yang dinilai dan mengidentifikasi temuan-temuan
penting yang berupa hasil identifikasi terhadap kekeliruan-kekeliruan yang
timbul pada skripsi yang dikaji pada saat melakukan content analysis. Peneliti juga memberikan alternatif teknik
analisis data yang lebih sesuai untuk menjawab analisis terhadap model rumusan masalah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mahasiswa program studi Agronomi,
Hortikultura, Proteksi Tanaman dan Biologi sebelum melaksanakan penelitiannya
telah mengikuti mata kuliah Metode Statistika 1. Mahasiswa program studi
Agronomi dan Hortikultura memperoleh mata kuliah perancangan percobaan sebagai
mata kuliah wajib, mahasiswa program
studi Biologi memperoleh mata kuliah Metode Statistika II
dan Perancangan Percobaan sebagai mata kuliah pilihan dan mahasiswa program
studi Proteksi Tanaman memperoleh mata kuliah Metode Statistika II sebagai mata
kuliah pilihan dan tidak memperoleh mata
kuliah Perancangan Percobaan (BAPSI & BAAK, 2003). Berdasarkan hal tersebut
diharapkan sebelum mahasiswa melaksanakan penelitian sudah mempunyai pemahaman
mengenai statistika khususnya mengenai perancangan percobaan. Materi untuk tiap
mata kuliah dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 1.
Rumusan Masalah
Penilaian terhadap rumusan masalah terdiri dari empat
aspek yaitu : aspek rumusan masalah, aspek pernyataan masalah, aspek pernyataan
hipotesis, dan aspek tujuan. Hasil penilaian terhadap perumusan masalah dapat
dilihat pada Tabel
6. Secara keseluruhan sebagian besar skripsi yang dikaji memperoleh nilai
cukup untuk tiap aspek yang dinilai.
Tabel 6. Hasil penilaian rumusan masalah
Aspek yang Dinilai
|
Jumlah Skripsi
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|
Rumusan masalah
|
0
|
7
|
3
|
Pernyataan
masalah
|
0
|
9
|
1
|
Pernyataan
hipotesis
|
3
|
1
|
6
|
Tujuan
|
4
|
6
|
0
|
Dari hasil penilaian aspek rumusan masalah tidak ada
skripsi yang mencantumkan rumusan problem
solving dalam bentuk model matematis. Rumusan masalah pada seluruh skripsi
yang dikaji sudah menyatakan permasalahan secara umum dan verbal. Terdapat tiga
buah skripsi tidak menyatakan hubungan antarpeubah yang akan diteliti pada
rumusan masalah yang dibuat.
Sebanyak sembilan skripsi memperoleh penilaian cukup
dalam pernyataan masalah yang dibuat karena memenuhi 1-2 kriteria dari
pernyataan masalah yang baik. Tidak ada satupun dari sepuluh skripsi yang
dikaji memperoleh penilaian baik, karena tidak ada yang menyatakan pernyataan
masalahnya secara jelas dalam bentuk pertanyaan. Hanya satu skripsi saja yang
tidak memenuhi tiga kriteria pernyataan masalah yang baik, yaitu mahasiswa dari
program studi Hortikultura.
Pernyataan hipotesis dalam suatu penelitian tidak
diwajibkan ada. Penilaian terhadap pernyataan hipotesis hanya melibatkan empat
buah skripsi saja karena hanya empat buah skripsi saja yang mencantumkan
pernyataan hipotesis yaitu tiga skripsi dari mahasiswa Agronomi dan satu
skripsi dari mahasiswa Hortikultura, sedangkan sisanya tidak mencantumkan
pernyataan hipotesis. Empat skripsi yang membuat pernyataan hipotesis ada tiga
skripsi yang diberi penilaian baik dalam merumuskan pernyataan hipotesisnya dan
satu skripsi yang dinilai cukup dalam merumuskan pernyataan hipotesisnya.
Dari sepuluh skripsi yang dikaji ada empat
skripsi yang dinilai baik dalam merumuskan tujuan penelitiannya dan enam buah
skripsi dinilai cukup. Secara umum dapat dikatakan sepuluh skripsi yang dikaji
dinilai baik dalam merumuskan tujuan penelitian.
Hasil penilaian skripsi-skripsi yang dikaji untuk tiap
aspek yang terdapat pada bab pendahuluan secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Rancangan Pengumpulan Data
Penilaian terhadap rancangan pengumpulan data terdiri dari lima aspek
antara lain rancangan perlakuan, bahan percobaan, rancangan pengendalian satuan
percobaan, rancangan respons, dan peubah respons. Hasil penilaian terhadap tiap
aspek yang menyusun rancangan pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil penilaian rancangan
pengumpulan data
Aspek yang Dinilai
|
Jumlah Skripsi
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|
Rancangan Perlakuan
|
5
|
2
|
3
|
Bahan Percobaan
|
6
|
4
|
0
|
Rancangan Pengendalian Satuan Percobaan
|
2
|
1
|
7
|
Rancangan Repons
|
1
|
6
|
3
|
Peubah Respons
|
6
|
3
|
1
|
Secara keseluruhan sebagian besar skripsi dinilai baik
untuk aspek rancangan perlakuan, bahan percobaan, dan peubah respons. Sedangkan
untuk rancangan respons dan rancangan pengendalian n satuan percobaan dinilai
cukup dan kurang untuk tiap aspek.
Sepuluh skripsi yang dikaji merupakan
penelitian dengan rancangan perlakuan berfaktor. Tidak ada skripsi yang
menggunakan rancangan perlakuan satu perlakuan dan dua perlakuan. Sebanyak lima
skripsi merupakan percobaan dengan perlakuan berfaktor satu, tiga buah skripsi merupakan percobaan dengan
perlakuan berfaktor dua dan dua buah skripsi merupakan percobaan dengan
berfaktor tiga.
Semua skripsi yang dikaji semua faktor
perlakuannya merupakan tipe pengaruh tetap. Sehingga modelnya merupakan model pengaruh tetap. Mengenai hubungan
taraf-taraf untuk percobaan dua faktor dan lebih semua skripsi yang dikaji hubungan
antartarafnya dalam klasifikasi silang.
Sebanyak lima skripsi dinilai baik dalam
membuat rancangan perlakuan karena memenuhi lima kriteria rancangan perlakuan
yang baik antara lain menyebutkan faktor- faktor yang dikaji, menjelaskan
taraf-taraf faktor, menuliskan model linier aditif, adanya hubungan antartaraf
walaupun tidak disebutkan secara eksplisit dan menyebutkan ulangan untuk tiap
perlakuan. Skripsi yang memperoleh penilaian baik terhadap aspek rancangan
perlakuan antara lain tiga skripsi dari mahasiswa Agronomi, satu skripsi dari mahasiswa
Hortikultura dan satu skripsi dari mahasiswa Biologi. Skripsi yang dinilai
kurang terhadap aspek rancangan
perlakuan yang digunakan ada tiga buah skripsi, yaitu
skripsi no 1, 2 dan 5 yang merupakan dua skripsi mahasiswa Proteksi Tanaman dan
satu mahasiswa Biologi. Ketiga skripsi ini hanya menampilkan 1-2 kriteria
rancangan perlakuan yang baik.
Skripsi no 1-5 tidak
menjelaskan hubungan antartaraf dalam rancangan perlakuan yang disusun.
Peneliti menduga kelima mahasiswa ini belum memahami betul apa yang dimaksud
hubungan antartaraf.
Pada skripsi yang dikaji dalam penamaan suatu
rancangan percobaan yang digunakan masih ada yang salah, seharusnya nama yang
diberikan didasarkan pada rancangan perlakuan yang digunakan dan diikuti
rancangan pengendalian bukan didasarkan pada rancangan pengendalian yang
digunakan lalu diikuti oleh rancangan perlakuan. Deskripsi mengenai rancangan
perlakuan untuk tiap skripsi terdapat pada Lampiran 3.
Secara umum penilaian terhadap aspek bahan percobaan
yang digunakan untuk tiap skripsi dinilai baik dan cukup, tidak ada skripsi
yang dinilai kurang dalam aspek ini. Sebanyak enam skripsi dinilai baik dalam
menjelaskan bahan percobaan yang digunakan dan empat skripsi dinilai cukup.
Setiap skripsi menjelaskan kriteria bentuk/ukuran
satuan percobaan yang digunakan, akan tetapi tidak semua skripsi yang dikaji
menjelaskan ukuran universum/kerangka pemetikan
yang digunakan pada percobaan yang dilakukan. Skripsi yang dinilai cukup
untuk aspek bahan percobaan yaitu skripsi no 1, 2, 4, dan 5. Deskripsi mengenai
bahan percobaan yang digunakan pada setiap skripsi terdapat pada Lampiran 4.
Sebanyak tujuh skripsi dinilai kurang dalam menjelaskan aspek rancangan
pengendalian satuan percobaan yang digunakan, karena tidak memenuhi
kriteria rancangan pengendalian satuan
percobaan yang baik. Ketujuh skripsi tersebut tidak menyebutkan
pengendalian keragaman satuan percobaan yang digunakan dan tidak menjelaskan
prosedur alokasi perlakuan ke dalam satuan percobaan. Skripsi yang dinilai baik
dalam menjelaskan aspek bahan percobaan
hanya 2 skripsi, yaitu skripsi no 3 dan 10, skripsi yang dinilai cukup hanya 1
skripsi yaitu skripsi no 4. Pada skripsi yang dikaji ada mahasiswa yang
menggunakan rancangan petak terpisah dalam penelitiannya, namun rancangan
tersebut tidak disertakan dengan penjelasan rancangan pengendalian yang
digunakan. Seperti diketahui bahwa rancangan
ini tidak dapat
berdiri sendiri Rancangan ini harus diikuti oleh rancangan
pengendalian/alokasi yang digunakan. Deskripsi tentang rancangan pengendalian yang digunakan untuk tiap
skripsi terdapat pada Lampiran 4. Dari hasil ini dapat dikatakan
mahasiswa belum memahami betul pengertian dan penggunaan rancangan
pengendalian satuan percobaan dalam penelitian dengan metode percobaan contoh.
Berbicara mengenai aspek rancangan respons, dari
sepuluh skripsi yang dikaji terdapat tujuh skripsi yang menggunakan rancangan
respons yaitu pengamatan berulang (repeated
measurement) dalam pengamatan peubah respons. Dari ketujuh skripsi ini
hanya satu skripsi saja yang menggunakan analisis yang tepat yang sesuai dengan
rancangan respons yang digunakan, yaitu menggunakan analisis pengamatan
berulang (repeated measurement analysis).
Enam skripsi yang menggunakan rancangan respons bertujuan ingin melihat respons
pertumbuhan dari waktu ke waktu. Keenam skripsi ini salah dalam menggunakan
analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan cara mengamati berulang kali.
Keenam skripsi tersebut menganalisis data yang terkumpul dengan cara membuat
analisis ragam untuk tiap waktu pengamatan. Menurut peneliti hal ini keliru
karena kita akan kehilangan informasi dan informasi yang diperoleh tidak
maksimal karena pengaruh waktu tidak diamati.
Peubah respons yang diamati pada sepuluh
skripsi yang dikaji seluruhnya merupakan tipe peubah respon
numerik/kontinu. Peubah respons yang
diamati tercatat dengan baik untuk tiap
skripsi yang dikaji. Dari sepuluh skripsi yang dikaji enam diantaranya dinilai
baik, tiga diantaranya dinilai cukup dan hanya satu skripsi saja yang dinilai
kurang, yaitu skripsi no 2 karena hanya menyebutkan satuan pengamatan yang
digunakan, sedangkan prosedur pengukuran, instrumen yang digunakan dalam
pengukuran dan definisi operasional untuk tiap peubah pengamatan tidak disebutkan dan dijelaskan.
Hasil penilaian untuk tiap aspek pada
rancangan pengumpulan data untuk tiap skripsi secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Analisis Data
Penilaian terhadap analisis data yang
digunakan terdiri dari dua yaitu analisis terhadap model pengumpulan data dan
analisis terhadap model rumusan masalah. Hasil penilaian terhadap analisis data
yang digunakan untuk tiap skripsi dapat dilihat pada Tabel 8.
Hasil penilaian untuk aspek analisis
terhadap model pengumpulan data antara lain lima skripsi mendapat penilaian
cukup, tiga skripsi mendapat penilaian baik dan dua skripsi mendapat penilaian
kurang. Sedangkan penilaian untuk analisis terhadap model rumusan masalah hanya
tiga skripsi yang mendapat penilaian cukup sedangkan sisanya tujuh skripsi
dinilai kurang.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa sebagian besar
skripsi yang dikaji belum menggunakan analisis yang tepat untuk menjawab
pertanyaan terhadap masalah yang dinyatakan pada perumusan masalah dan
pernyataan masalah serta mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Tabel 8. Hasil Penilaian Analisis Data
Aspek yang Dinilai
|
Jumlah Skripsi
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|
Analisis Model Pengumpulan Data
|
3
|
5
|
2
|
Analisis Model Rumusan Masalah
|
0
|
3
|
7
|
Skripsi yang memperoleh penilaian kurang terhadap
aspek analisis model pengumpulan data ada dua skripsi yaitu skripsi no 2 dan no
5 dari program studi Proteksi Tanaman dan Biologi. Kedua skripsi ini
menggunakan analisis yang tidak sesuai dengan kriteria yaitu hubungan antara
isi bab pendahuluan, bahan dan metode mengenai hubungan antarpeubah penelitian
harus sejalan tidak dipenuhi. Kedua skripsi ini juga tidak terdapat analisis
ragam untuk menjawab analisis terhadap metode pengumpulan data yang digunakan.
Sebanyak lima skripsi dinilai cukup pada analisis
terhadap model pengumpulan data yang
digunakan. Hal ini dikarenakan analisis yang digunakan kurang sesuai dengan
kriteria yaitu hubungan antara bab pendahuluan dan bahan dan metode tidak
sejalan. Kelima skripsi ini menggunakan rancangan respons yaitu pengamatan
berulang, akan tetapi analisis yang digunakan tidak menggunakan analisis
pengamatan berulang, melainkan tiap waktu pengamatan terdapat anova atau
analisis ragam. Adanya anova tiap waktu pengamatan kurang tepat karena tidak
dapat menggambarkan pengaruh dari waktu terhadap respons yang diamati, sehingga
tidak dapat melihat pola pertumbuhan dari respons itu sendiri.
Tiga skrpsi yang dinilai baik
terhadap analisis model pengumpulan data yang digunakan yaitu skripsi no 4, 9
dan 10 memang memenuhi kriteria yang disusun. Ketiga skripsi ini menggunakan
analisis yang sesuai dengan isi
dari bab Pendahuluan
dan Bahan dan Metode dengan kata lain penggunaan analisis ragam yang
digunakan tepat dengan permasalahan yang dihadapi.
Ditemukannya nilai pada analisis ragam skripsi no 6, 7, 8, 9, 10 menandakan adanya
kekeliruan model termasuk anggapan-anggapan yang melandasinya.
Adanya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya
penduga komponen ragam bernilai negatif. Padahal nilai minimum sembarang ragam
ialah nol. Untuk mengantisipasi adanya nilai dapat
dilakukan dua cara antara lain : memperbaiki model termasuk mungkin meniadakan
komponen itu dari model dan memperbaiki model dengan cara memperbaiki
anggapan-anggapan yang melandasi analisis ragam (Searle dalam
Widianingsih, 2002). Pada beberapa skripsi
yang dikaji masih ada yang salah mengintrepetasikan analisis ragam, saat
kesimpulan yang harus diambil menerima hipotesis nol, tetapi hipotesis nol
ditolak, sehingga kesimpulan yang diambil salah.
Dari sepuluh skripsi yang dikaji tidak ada
satu pun yang menjelaskan tahapan diagnosa terhadap anggapan-anggapan yang
mendasari analisis ragam bagi suatu model linear aditif. Tahapan ini cukup
penting untuk dilakukan karena akan menjamin keabsahan dalam mengambil
keputusan berdasarkan hasil analisis
ragam terhadap data yang dikumpulkan.
Hal ini kemungkinan terjadi karena mahasiswa belum memperolehnya dalam
perkuliahan atau mahasiswa malas atau tidak mau tahu untuk masalah ini.
Tidak ada skripsi yang dinilai baik dalam penggunaan analisis terhadap
rumusan masalah. Hanya tiga buah skripsi
yang dinilai cukup. Hal ini dikarenakan analisis yang digunakan benar tapi
tidak sejalan dengan rancangan respons yang digunakan. Skripsi yang dinilai
kurang sebanyak tujuh skripsi, dua diantaranya tidak terdapat analisis
statistika yang digunakan untuk menjawab model rumusan masalah, sedangkan
sisanya menggunakan analisis yang tidak tepat untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat pada rumusan masalah yang dibuat oleh masing- masing skripsi. Ada
tujuh dari sepuluh skripsi yang dikaji menggunakan uji perbandingan antar-
rataan perlakuan DMRT (Duncan Multiple
Range Test) untuk analisis terhadap model rumusan masalah. Hal ini kurang
tepat dikarenakan uji ini tepat jika faktor(-faktor) perlakuan bertipe
kategorik dan taraf-tarafnya tidak distruktur. Skripsi no 4, 6, 7, 8 faktor
penyusun perlakuannya bertipe numerik (Lampiran 3),
analisis yang tepat untuk
Metode
dengan kata lain penggunaan analisis ragam yang digunakan tepat dengan
permasalahan yang dihadapi.
Ditemukannya nilai pada
analisis ragam skripsi no 6, 7, 8, 9, 10 menandakan adanya kekeliruan model termasuk anggapan-anggapan yang
melandasinya. Adanya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya
penduga komponen ragam bernilai negatif. Padahal nilai minimum sembarang ragam
ialah nol. Untuk mengantisipasi adanya nilai dapat
dilakukan dua cara antara lain : memperbaiki model termasuk mungkin meniadakan
komponen itu dari model dan memperbaiki model dengan cara memperbaiki
anggapan-anggapan yang melandasi analisis ragam (Searle dalam Widianingsih, 2002). Pada beberapa skripsi yang dikaji
masih ada yang salah mengintrepetasikan analisis ragam, saat kesimpulan yang
harus diambil menerima hipotesis nol, tetapi hipotesis nol ditolak, sehingga
kesimpulan yang diambil salah.
Dari sepuluh skripsi yang dikaji tidak ada
satu pun yang menjelaskan tahapan diagnosa terhadap anggapan-anggapan yang
mendasari analisis ragam bagi suatu model linear aditif. Tahapan ini cukup
penting untuk dilakukan karena akan menjamin keabsahan dalam mengambil
keputusan berdasarkan hasil analisis
ragam terhadap data yang dikumpulkan.
Hal ini kemungkinan terjadi karena mahasiswa belum memperolehnya dalam
perkuliahan atau mahasiswa malas atau tidak mau tahu untuk masalah ini.
Tidak ada skripsi yang dinilai baik dalam penggunaan analisis terhadap
rumusan masalah. Hanya tiga buah skripsi
yang dinilai cukup. Hal ini dikarenakan analisis yang digunakan benar tapi
tidak sejalan dengan rancangan respons yang digunakan. Skripsi yang dinilai
kurang sebanyak tujuh skripsi, dua diantaranya tidak terdapat analisis
statistika yang digunakan untuk menjawab model rumusan masalah, sedangkan
sisanya menggunakan analisis yang tidak tepat untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat pada rumusan masalah yang dibuat oleh masing- masing skripsi. Ada
tujuh dari sepuluh skripsi yang dikaji menggunakan uji perbandingan antar-
rataan perlakuan DMRT (Duncan Multiple
Range Test) untuk analisis terhadap model rumusan masalah. Hal ini kurang
tepat dikarenakan uji ini tepat jika faktor(-faktor) perlakuan bertipe
kategorik dan taraf-tarafnya tidak distruktur. Skripsi no 4, 6, 7, 8 faktor
penyusun perlakuannya bertipe numerik (Lampiran 3),
analisis yang tepat untukmenjawab model rumusan masalah adalah menggunakan analisis regresi
bukan menggunakan uji perbandingan antar- rataan perlakuan DMRT (Duncan Multiple Range Test) (little, 1981).
Skripsi no 7 menggunakan DMRT untuk menjawab analisis
terhadap model rumusan masalah. Menurut peneliti penggunaan DMRT kurang tepat
karena tidak dapat menjawab tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu
‘mendapatkan tingkat pemberian pupuk P dan K yang tepat dalam budidaya tanaman
iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) agar diperoleh produksi yang
maksimal’. Peneliti menyarankan analisis regresi yaitu rancangan permukaan
respons, karena rancangan ini dapat mencari perlakuan kombinasi yang dapat
menghasilkan respons optimum atau untuk memilih optimasi yang dikehendaki dari
kontur-kontur respons tertentu (Khuri dan Cornel, 1987).
Penulis memberikan saran analisis yang tepat digunakan
untuk analisis model rumusan masalah untuk tiap skripsi yang dikaji dapat
dilihat pada Tabel 9.
|
N : numerik K : kategorik
DMRT : (Duncan Multiple Range Test)
Hasil penilaian untuk tiap aspek pada
analisis data untuk tiap skripsi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.
SIMPULAN
Secara umum 10 mahasiswa yang
dikaji skripsinya dapat dinilai cukup dalam merumuskan masalah, pernyataan
masalah dan dinilai baik dalam merumuskan tujuan penelitiannya.
Mengenai rancangan perlakuan ada beberapa
skripsi yang belum dapat memenuhi kriteria rancangan perlakuan yang baik. Dari
10 skripsi yang dikaji skripsi mahasiswa program studi Agronomi dan
Hortikultura lebih baik dari pada
mahasiswa Proteksi Tanaman dan Biologi dalam menjelaskan rancangan perlakuan
yang digunakan. Mengenai rancangan
pengendalian mahasiswa yang dikaji skripsinya masih banyak yang belum paham
betul mengenai rancangan pengendalian dan belum menjelaskan dengan baik di
skripsinya. Pengamatan berulang dilakukan oleh tujuh mahasiswa yang skripsinya
dikaji akan tetapi hanya 1 skripsi yang tepat dalam penggunaan analisisnya.
Dalam analisis data juga banyak ditemukan
kekeliruan baik itu terhadap analisis model pengumpulan data yaitu analisis
ragam yang digunakan dan interpretasinya dan ada juga yang tidak menggunakan
analisis ragam dalam percobaan yang dilakukan.
Analisis yang digunakan untuk menjawab
model rumusan masalah sebagian besar menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test). Hal ini kurang tepat. Hal ini
terjadi karena kebiasaan yang telah
melekat dari tahun ke tahun dan masih kurangnya pemahaman dalam menggunakan
teknik-teknik statistika yang tepat untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Banyaknya kekeliruan yang ditemukan pada aspek pengumpulan data dan analisis data
yang dikerjakan oleh mahasiswa Agronomi, Hortikultura, Proteksi Tanaman dan
Biologi menandakan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan realitas bahan
pelajaran yang diterima. Hal ini didasarkan dengan silabus yang digunakan untuk
tiap mata kuliah yang diambil oleh tiap program studi (Lampiran 1). Materi yang
terdapat di silabus yang telah diberikan pada saat perkuliahan tidak dikuasai
sepenuhnya oleh mahasiswa, sehingga terjadi kekeliruan saat penggunaannya pada
waktu penyusunan skripsi dengan metode percobaan contoh.
SARAN
Pihak institusi yang terkait perlu
mengadakan tinjauan ulang dalam penetapan bahan-bahan pelajaran statistika yang
akan diberikan untuk mahasiswa program studi lain sesuai dengan kebutuhan
program studi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ary, D., L. C. Jacobs, & A. Razavieh.
2002. Introduction to Research In
Education. 6th Edition. Singapore : Thomson Learning.
BAPSI & BAAK. 2003. Panduan Program Sarjana. Bogor : IPB Press.
Federer, W. T. 1967. Experimental Design: Theory and Application. Oxfod & IBH Pub.,
Co., Calcutta.
Khuri, A. I. & J. A. Cornell. 1987. Response Surfaces; Designs and Analysis. Marcel
Dekker Inc., New York.
Kish, L. 1987. Statistical
Design for Research.
John Wiley & Sons, New York.
Little, T. M. 1981. Interpretation and Presentation of Results. HortSci. 16(5):
637-640.
Musa M.S. 2007. Metodologi Penelitian dengan
Statistika. Departemen Statistika IPB. Bogor : in press
Musa, M.S. & Nasoetion, A. H. 2007. Perancangan dan Analisis Percobaan
Pendekatan konseptual untuk aplikasi. Departemen Statistika IPB. Bogor : in
press
Widianingsih, S. E. 1999. Evaluasi Terhadap
Suatu Analisis Ragam Yang Menghasilkan Dugaan Komponen Ragam Bernilai Negatif. Skripsi.
Departemen Statistika, IPB. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar