:
Oleh
M.
Khoiri Zamri
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER
Jl.
dr. Soebandi no. 99 Jember, Telp/fax. (0331)483536
2015
- 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam
standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui
perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja
(PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen
manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan
potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan
hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan
kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan
sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak
tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi
lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan
internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian filosofi keperawatan menurut para ahli?
2. Apa saja
paradigma keperawatan?
3. Apa saja
hal-hal yang membangun filosofi keperawatan?
B.
Tujuan
1.
Memahami
pengertian filosofi keperawatan menurut para ahli
2.
Memahami
paradigma keperawatan
3.
Memahami
hal-hal yang membangun filosofi keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian filosofi keperawatan menurut para ahli
Filosofi
keperawatan adalah pernyataan, keyakinan, dieksoresikan yang dianut dalam cara
berfikir dan bertindak dalam bidang keperawatan. Falsafah keperawatan adalah
dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai kerangka dalam berfikir,
pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien dalam rentang
sehat sakit, yang memandang manusia sebagai mahluk yang holistic, yang harus
dipenuhi kebutuhan biologi, psikologi, social, cultural dan spiritual melalui
upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis, dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa setiap klien berhak mendapatkan perawatan
tanpa membedakan suku, agama, status social dan ekonomi.( http://aripristiana.blogspot.com/2011/02/falsafah-keperawatan.html)
Beberapa
pengertian falsafah keperawatan menurut beberapa pakar keperawatan :
·
Falsafah
Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing) yaitu melihat
penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi
dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau
pergantian dan kesehatan klien.
·
Falsafah
Keperawatan menurut Martha Rogers, 1970 yaitu bahwa keperawatan adalah
pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita
sakit serta penyandang cacat.
·
Falsafah
Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) yaitu bahwa keperawatan memandang
manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan yang
baik dan juga merupakan disiplin ilmu yang berorientasi
kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk
memberikan pelayanan kepada klien / pasien.
·
Falsafah
Keperawatan menurut Jean Watson (Caring).Caring adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia
ke proses kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu pengetahuan
caring meliputi seni dan umat manusia seperti halnya ilmu pengetahuan.Perilaku
caring meliputi mendengarkan penuh perhatian, penghiburan, kejujuran,
kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat
suatu keputusan
·
Falsafah
Keperawatan menurut Betty Neuman.Newman menggunakan pendekatan manusia utuh
dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep
stresor.
2. Paradigma Keperwatan
Paradigma
keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma
sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar
kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan
atau fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam
zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar
dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari
pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan
dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya
beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang
apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan
diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal
Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma
keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma
keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan
paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial dianggap
sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan
seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental
murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran
manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang
dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
2. Dalam bentuk non material, merupakan
fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam kesadaran
manusia (zamroni, 1992:24)
Penjelasan
paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang
fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan
antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu
untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)
3. Filosofi keperawatan dibangun dari keyakinan:
1. Klien
2. Keluarga
pasien
3. Sehat /
kesehatan
4. Sakit
5. Lingkungan
6. Perawat
1. Klien
Klien merupakan orang yang ikut berperan aktif dalam
usaha peningkatan kesehatan, dimana klien akan bekerja sama secara erat dengan
perawat untuk menentukan interfensi yang tepat. (Rawlins, William, and Beck,
1993)
Klien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di
rumah sakit baik dalam keadaan sakit maupun sehat (Wijono, 1999:1237)
Klien/pasien adalah seorang individu yang mencari atau
menerima perawatan medis. (http://kamuskesehatan.com/arti/pasien/)
2.
Keluarga
pasien
Keluarga
pasien merupakan seseorang yang dapat membantu perawat dalam memecahkan masalah
yang diderita oleh klien.
Contohnya:meminta
persetujuan untuk pengobatan yang telah diberikan/ada tindakan yang
bersangkutan terhadap pasien mis:akan di adakan oprasi untuk klien tersebut.
3.
Sehat/
kesehatan
Kesehatan erupakan suatu kondisi dimana tidak hanya
bebas dari penyakit membuat definisi kesehatan yang baik tidaklah mudah karena
setiap orng mempunyai konsep kesehatan diri.
Sehat merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mendefinisikannya sesuai dengan nilai
yang ada pada dirinya. Sehat menurut WHO tenteng sehat mempunyai karakteristik
berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif:
·
Memperhatikan
individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
·
Memandang
sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
·
Penghargaan
terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Beberapa
pengertian sehat diantaranya yaitu :
·
Sehat adalah
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan.( WHO, 1947)
·
Sehat /
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.(UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
·
Sehat adalah
perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri
yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
dan integritas struktural. ( Pender, 1982 )
·
Sehat adalah
fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat.
Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care
Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
(Paune, 1983)
Istilah
sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor
atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya
dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan
sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian,
pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU
Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut
sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala
jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial.
Batasan
kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan
yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik,
mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan
mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.
Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang
paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis,
dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan
seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi
juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau
menghasilkan sesuatu secara ekonomi.
Bagi yang belum
memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial. Misalnya
produktif secara sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah
mencapai prestasi yang baik, sedang produktif secara sosial-ekonomi bagi usia
lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang
bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau
masyarakat.
Keempat
dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat
kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Itulah
sebabnya, maka kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek.
Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara
lain sebagai berikut:
a. Kesehatan
fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
b. Kesehatan
mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
i. Pikiran
sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
ii.
Emosional
sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
iii. Spiritual
sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan
Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
2. Dengan
perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan
ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan
sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau
kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan,
status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan
menghargai.
4. Kesehatan
dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum
dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya
batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku
adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi
kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan
sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
4. Sakit
Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam
satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penuruna bila
dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya karena sehat dan sakit
merupakan kualitas yang relatif, yang mempunya beberapa tingkat maka akan lebih
akurat bila sehat dan sakit ditentukan sesuai dengan titik tertentu pada
skala atau kontinum sehat-sakit,
dibandingkan bila ditentukan keadaan yang absolut dengan ada atau tidak adanya
sakit.
Selanjutnya adalah menginjak kepada pengertian sakit.
Beberapa pengertian sakit diantaranya yaitu :
·
Sakit adalah
sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas
jasmani, rohani dan sosial. (Perkins)
·
Sakit adalah
gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Pemons, 1972)
·
Sakit
sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang. (Oxford English Dictionary)
5. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air,
iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme
(virus dan bakteri). (wikipedia.org)
Lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang ada di luar penjamu. Lingkungan
dibedakan menjadi 2:
a. Lingkungan
eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari faktor-faktor di luar individu yang
mungkin mempengaruhi kesehatan, antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan
sosial, dan ekonomi.
b. Lingkungan
internal
Lingkungan internal yaitu terdiri dari beberapa faktor yang psikologis,
dimensi intelektual dan spiritual , dan proses penyakit.
Karena kedua
lingkungan ini mengalami perubah secara terus menerus, maka individu harus
mampu beradaptasi untuk memperhatikan keadaan.
6. Perawat
Pengertian Perawat dapat kita lihat dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat maka pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Perawat adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Jadi dari pengertian
perawat tersebut dapat artikan bahwa seorang dapat dikatakan sebagai
perawat dan mempunyai fungsi dan peran sebagai perawat manakala yang
bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan
perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan
ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat
bukan dari keahlian turun temurun, malainkan dengan melalui jenjang pendidikan
perawat.
Perawat adalah salah satu tenaga medis yang paling
banyak berinteraksi dengan pasien secara langsung walaupun secara tidak
langsung hingga saat ini masih banyak pasien atau bahkan keluarga pasien yang
mengesampingkan atau bahkan memandang rendah profesi perawat ini. Padahal
sebagai profesi yang paling banyak berhubungan dengan pasien, perawat memegang
kunci penting dalam memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien
kepada dokter untuk diambil langkah penanganan yang lebih lanjut.
Berkut ini adalah pengertian dan definisi perawat:
1. Ns. ASMADI
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering
dan paling lama berinteraksi dengan klien. Sehingga perawat adalah pihak yang
paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan klien secara menyeluruh dan
bertanggung jawab atas klien.
2. Perawat
merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna
memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai
3. ROBERT PRIHARJO
Perawat merupakan salah satu tenaga tim kesehatan yang
mem[unyai waktu yang paling lama dapat mengadakan kontak dengan pasien
4. GEORGE
PICKETT & JOHN J. HANLON
Perawat merupakan profesional dan teknisi tingkat
tinggi yang memberikan perawatan intensif bagi pasien yang sakit parah.
5. KEPMENKES RI
NO 1239/MENKES/SK/XI/2001
Perawat adalah orang yang telah lulus dari pendidikan
perawat, baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. ACHIR YANI
S. HAMID
Perawat merupakan orang pertama dan secara konsisten
selama 24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien, perawat sangat berperan
dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
7. ELIS &
HARTLEY, 1980
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan
melindungi, yang merawat orang sakit, luka, dan usia lanjut.
8. FLORENCE
NIGHTINGALE
Perawat adalah orang yang menjaga pasien
mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa
dirinya.
9. SK MENPAN NO 94/MENPAN/1986
Perawat
adalah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat pada unit pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan unit
pelayanan kesehatan lainnya)
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa diambil kesimpulan bahwa
filosofi keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan, dan
filosofi keperawatan dibangun dari keyakinan Klien, Keluarga pasien, Sehat /
kesehatan, Sakit, Lingkungan, dan
Perawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar